Mohon tunggu...
Rakhmasari Kurnianingtyas
Rakhmasari Kurnianingtyas Mohon Tunggu... Lainnya - Mencoba melukis cerita lewat aksara

belajar dari mendengarkan dan melihat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Budaya Antre dan Kesopanan

20 Mei 2022   21:29 Diperbarui: 21 Mei 2022   08:12 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Budaya Antre di Jepang Sejak Dini (Foto : health.grid.id)

Hal ini diperparah dengan masih sering dijumpainya beberapa kelompok yang mendapat perlakuan khusus dalam segala hal. Mereka tidak perlu menunggu giliran untuk mendapat pelayanan, hanya dengan modal nama besar dan materi. Kenyataan yang menyakitkan untuk orang-orang yang tidak punya kesempatan dan kemampuan.

Jepang adalah negara yang bisa kita contoh dalam menanamkan budaya antre sejak dini. Di Jepang, mengantre adalah suatu seni dimana ada disiplin pribadi dan harmoni menjadi suatu yang esensial (Bryant, 2018).

Masyarakat Jepang melatih budaya antre sejak anak-anak, sehingga bukan yang aneh bila mereka sangat tertib dalam melakukan antrean dalam situasi apapun. Bahkan dalam keadaan bencana, mereka akan sabar menunggu giliran menerima bantuan. Seberapapun panjang antreannya.

2. Norma Kesopanan

Poin kedua dari peristiwa viral di pesawat adalah norma kesopanan yang dilanggar. Jika melihat dari usia si mbak yang masih muda, sungguh membuat kita prihatin mendengar dengan mudahnya mengeluarkan kata-kata kasar kepada si ibu yang mungkin seusia dengan ibu si mbak. 

Apapun penilaian si mbak kepada si ibu, entah itu si mbak merasa tidak bersalah, atau merasa si ibu mempermalukan dia di depan umum, akan lebih elok jika si mbak bisa menahan diri untuk tetap berkata sopan.

Dunia digital yang sudah menjadi budaya dan gaya hidup, setiap hari memberikan kita tontonan yang beragam. Dan seiring dengan modernisasi kehidupan, pelajaran moral dan etika menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Ungkapan yang masuk kategori 'kasar' menjadi bahan candaan biasa yang dipakai dalam percakapan sehari-hari.

Akhirnya anak muda tidak bisa memilah kapan dan dengan siapa dia menempatkan bahasa tersebut dalam pergaulan. Dan kemudian yang sering kita temui adalah adab kesopanan yang mulai terkikis. 

Tentu saja tidak semua anak-anak dan anak muda menjadi kehilangan kiblat sopan santun. Banyak juga di sekeliling kita keluarga yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan dan hormat kepada orang tua. Sungguh pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi keluarga muda untuk terus menjaga anak-anaknya memiliki karakter orang Indonesia yang ramah dan sopan.

Inti dari segala rangkaian kejadian viral di pesawat itu adalah pengendalian emosi. Dalam keadaan lelah emosi kita mudah terpancing. Maka yang perlu kita jaga adalah ikutilah tata tertib di tempat umum. Jika semua orang bisa disiplin, benturan masalah karena salah paham bisa kita hindari.

Mudah-mudahan kejadian seperti ini tidak terulang lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun