Dalam suatu kesempatan saya mendapat curahan hati seorang teman. Seseorang yang di kantornya dikenal sebagai orang yang berdedikasi tinggi dalam pekerjaan dan menjadi kepercayaan atasan. Semua orang mengagumi kemampuannya dalam menyelesaikan segala masalah.
Dalam pandangan orang, kehidupannya di tempat kerja sangat menyenangkan. Bagaimana tidak? Apapun yang menjadi tanggung jawabnya dapat dituntaskan dengan mudah dan cepat. Predikat pegawai teladan atau pegawai berprestasi telah berulang kali dia raih.
Tapi ternyata apa yang tampak di luar tidak seindah yang dibayangkan orang. Dia menyimpan kegundahan hati yang tidak bisa dengan mudah dia keluarkan. Dia menyimpan beban yang sangat berat.
Bagi seorang atasan, memiliki pegawai yang mumpuni dalam segala hal adalah idaman. Tidak perlu terlalu repot untuk memikirkan pendelegasian tugas karena sistemnya sudah terbentuk.
Namun dari sisi pegawai apakah selamanya hal itu bisa dia terima dengan lapang dada? Dalam kasus teman saya, dia merasa bahwa ketergantungan kantor kepadanya telah merampas sedikit hak pribadinya.
Sudah sering kita temui, orang yang dirasa mempunyai kemampuan yang bagus di suatu posisi akan dipertahankan di tempat tersebut dalam jangka waktu yang lama. Dengan alasan bahwa dia lebih berpengalaman dan bisa 'mengamankan' pekerjaan.
Suatu keadaan yang bisa sangat berpengaruh secara mental kepada pegawai yang bersangkutan. Kebanggaan sebagai orang yang dibutuhkan kantor akan terkikis jika dia merasa sudah terlalu lama dijerat dalam posisi yang sama dengan bungkus 'kepentingan kantor'.
Tidak semua orang memiliki keberanian untuk menyuarakan isi hati. Terutama untuk hal-hal di tempat kerja yang sangat rentan dengan efek sampingnya. Di cap sebagai pegawai yang tidak loyal, melawan atasan atau tidak mempunyai integritas, sungguh tidak menyenangkan.
Orang lebih ingin dihargai daripada sekadar dibutuhkan. Penghargaan akan lebih memanusiakan pegawai. Sekadar dibutuhkan hanya akan memberi kebanggaan sesaat. Namun saat hak pribadi sedikit terampas, segala puja puji akan menjadi kata-kata tanpa makna.
Penghargaan adalah memberi waktu dan ruang untuk berkembang. Suatu timbal balik yang seimbang antara kantor dan pegawai. Kadang slogan 'demi kepentingan kantor' adalah makna tersirat dari atasan yang belum siap ditinggal dan mendapat pegawai baru yang belum teruji kemampuannya.