Work life balance adalah hal yang sangat didambakan oleh para karyawan. Baik di lingkungan Aparatur Sipil Negara ataupun karyawan swasta. Kata ajaib yang menggambarkan kondisi ideal yang diharapkan dapat tercipta di lingkungan kerja. Kondisi yang memungkinkan karyawan untuk bekerja maksimal di kantor dan tetap bisa menjalankan kehidupan pribadinya sebagai makhluk sosial.
Jam kerja yang manusiawi dan beban kerja yang tidak melebihi kapasitas kemampuan karyawan menjadi tolok ukur terciptanya work life balance ini.
Bagi wanita karier, work life balance menjadi barang mewah yang sungguh sangat mahal harganya. Kewajiban sebagai ibu rumah tangga dan kebutuhan untuk tetap bisa mengekspresikan diri di luar sebagai wanita karier sangat membutuhkan pemahaman dari kantor untuk memfasilitasi kebutuhan ini.
Di masa sebelum pandemi, jarak tempuh ke kantor menjadi kendala utama. Hunian pegawai yang rata-rata jauh dari kantor membuat wanita-wanita kuat ini harus berjibaku dengan sederetan tugas rutin di rumah dari mulai pagi buta. Begitupun ketika malam hari dengan sisa-sisa tenaga sepanjang perjalanan pulang ke rumah, mereka masih harus memastikan semua penghuni rumah baik-baik saja.
Setelah keadaan bumi sakit karena hantaman Covid 19 yang memaksa semua kebiasaan kita berubah, work life balance bagi wanita karier ikut menyesuaikan. Sistem kerja kantor menjadi lebih banyak Work From Home (WFH) daripada Work From Office (WFO). Ibu lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
Sekilas memang keadaan ini lebih menguntungkan. Tapi pada kenyataannya, tidak semudah yang dibayangkan. Justru tugas wanita karier semakin berat. Tugas kantor tetap harus diselesaikan dengan jam kerja menyesuaikan jam kerja kantor. Sedangkan tugas sebagai ibu rumah tangga juga tidak bisa diabaikan begitu saja. Semua harus berjalan beriringan dalam waktu yang bersamaan.
Rapat via zoom di pagi hari sementara sarapan juga harus sudah tersedia.
Diskusi dengan klien di siang hari sambil mendampingi anak-anak sekolah online.
Belum lagi dengan pekerjaan rumah yang sudah antri untuk diselesaikan.
Sungguh Tuhan Maha Baik yang menciptakan wanita sebagai makhluk yang mempunyai kemampuan multitasking.
Ibu harus menghadapi laptop dan kompor secara bergantian.
Ibu harus berganti pakaian resmi dan daster dalam waktu yang sangat cepat karena ditunggu rapat.
Dengan keadaan yang demikian, apakah work life balance wanita karier bisa dikatakan sudah tercapai? Dari sisi waktu iya.
Waktu untuk bertemu keluarga lebih banyak. Mendampingi perkembangan anak juga menjadi nilai plus tersendiri yang susah didapat disaat wanita karier bekerja normal di kantor sebelum pandemi.
Tapi apakah dari sisi psikologis wanita karier sudah mendapatkan work life balance sekarang?
Dari beberapa pendapat para ibu, rata-rata menghadapi kelelahan pikiran dan beban mental tersendiri. Apalagi mereka yang sejak pandemi sudah tidak menggunakan jasa asisten rumah tangga dan masih memiliki anak balita dan anak usia sekolah yang masih memerlukan pendampingan. Sungguh memerlukan manajemen waktu yang sangat terstruktur untuk bisa menyelesaikan semuanya dengan baik.
Dengan keadaan mental yang seperti itu, wanita karier yang sekarang lebih banyak bekerja dari rumah harus pandai menata hati. Mencari kesenangan di sela-sela panjangnya daftar tugas yang harus diselesaikan menjadi suatu keharusan.
Me time lah ibu...agar tetap sehat dan bahagia.
Merawat diri di rumah, bercocok tanam, membaca buku, yoga atau mendengarkan musik. Luangkan waktu sejenak untuk diri sendiri agar bahagia. Karena kita harus bahagia terlebih dahulu untuk bisa membahagiakan orang-orang di sekitar kita.
Jadi kita lah sekarang yang harus bisa menciptakan work life balance untuk diri kita sendiri. Karena kantor tidak akan mengurangi beban tanggungjawab yang harus diselesaikan ibu hanya karena alasan menemani anak sekolah online. ;)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H