Mohon tunggu...
R M 7
R M 7 Mohon Tunggu... Human Resources - #LAKI

Hanya seorang penikmat tulisan ringan dan penulis ringan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Rumah vs Apartemen

0
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat Siang, 

Sekedar share, saya baru 2 tahun belakangan ini menetap di Ibu Kota Jakarta, selama masa itu pula saya mengalami masa transisi dan adaptasi di lingkungan Ibu Kota. Maklum saja, saya adalah seorang yang terlahir di daerah,dan hampir seluruh hidup saya dihabiskan di daerah, baik dari sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi, sampai awal-awal bekerja dan berkarir juga di daerah walaupun sudah berkali-kali pindah perusahaan.

Perusahaan tempat saya berkarir sekarang ini mengahurskan saya untuk pindah ke Jakarta, saya hanya mengikuti kemana arah karir membawa. Singkat kata, saya yang masih single waktu itu memilih untuk tinggal di kosan dekat kantor. Tidak terasa waktu berlalu sekitar 1,5 tahun kemudian saya menikah, dan perisapan memiliki anak. Saya dan istri mulai menimbang-nimbang dimanakah pilihan tinggal yang terbaik (tentunya pertimbangan dari segala aspek yang terbaik untuk keluarga kami).

Setelah puluhan survey dilakukan untuk melihat apartemen dan perumahan area Jakarta dan sekitarnya, akhirnya kami memilih untuk tinggal di Apartemen dengan pertimbangan utama jarak tempuh yang dekat dengan kantor, sehingga kami tidak perlu khawatir akan kemacetan parah saat peak hours area Jakarta dan sekitarnya, jadi kami dapat pergi kantor saat matahari telah timbul dan bisa tiba dirumah bahkan kadang sebelum matahari benar-benar tenggelam.

Setelah menabung sekian lama, kami memutuskan untuk berinvestasi, apakah membeli apartemen, rumah atau tanah. Mungkin karena telah hampir dua tahun ini kami tinggal di apartemen, kami merasa cukup nyaman tinggal di Apartemen. Sehingga pilihan investasi saat itu jatuh kepada pembelian apartemen.

Namun, kami baru-baru ini dilanda 'galau maksimal' dengan penawaran-penawaran yang serba fantastis nan menarik minat karena iklan-iklan yang ditampilkan sangat luar biasa hampir di seluruh media, Meikarta. Ya! bagai menawarkan mimpi dengan konsep-konsep dan harga-harga yang cukup terjangkau dengan segala konsep fasilitas yang ditawarkan.

Singkat cerita kami hampir melakukan deal dan hampir membeli Unit di Meikarta dengan mimpi-mimpi betapa indahnya bakal tinggal di kota modern tersebut. Namun, fakta berkata lain. Mimpi tinggalah mimpi, jodoh belum bertemu. Karena banyaknya isu negatif yang dihembuskan dari keluarga dan kerabat-kerabat kami terkait Meikarta, kami pun mengurungkan niat untuk melanjutkan mimpi itu. 

Akhirnya kami pun memutuskan untuk mengalihkan investasi ke landed house, tentunya dengan segala pertimbangan-pertimbangan yang ada untuk keluarga kami kedepannya. 

Bagaimana menurut Anda ? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun