Ada berbagai macam teori belajar dan pembelajaran yang telah digunakan dari masa lalu, dan samapi sekarang teori tersebut juga masih digunakan, bahkan mungkin masih dapat digunakan untuk masa yang akan datang, hanya saja mungkin kemasannya sudah sedikit di perbaharui.
Untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik maka seorang pendidik maupun calon pendidik hendaknya lebih memahami teori belajar dan pembelajaran dan mampu mencari alternative kebaruannya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka disini akan sedikit dibahas mengenai berbagai teori belajar dan pembelajaran, analisis teori pembelajaran, dan berbagai pergeseran teori pembelajaran.
Pembahasan yang pertama adalah mengenai berbagai Teori Belajar dan Pembelajaran.
Teori belajar dan pembelajaran masa lalu, masa kini dan masa depan sebenarnya tidak jauh berbeda. Hanya saja kemasan di dalamnya ada sedikit pembaharuan. Ada beberapa macam teori pembelajaran seperti teori pembelajaran behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme, sampai humanisme.
Apa sich teori belajar behaviorisme itu?
Nah ternyata para ahli berpendapat bahwa teori behaviorisme itu adalah sebagai berikut.
Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Dan Watson juga mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian belajar. Namun, dia sangat terpengaruh dengan teori evolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Demikian juga dengan Guthrie menggunakan variabel hubungan stimulus dan responuntuk menjelaskan proses belajar. Namun, stimulus harus sering diberikan agar hubungan antara stimulus dan respon bersifat tetap. Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi adalah melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku.
Dari berbagai pendapat tersebut dapat diketahui bahwa teori pembelajaran behaviorisme adalah teori belajar yang menitikberatkan pada proses belajar yang terjadi karena ada stimulus dan respon. Stimulus itu sendiri adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan.
Setelah mengetahui teori pembelajaran behaviorisme, selanjutnya perlu diketahui tentang teori pembelajaran kognitivisme.
Teori belajar kognitif adalah.....
Menurut Piaget, perkembangan kognitif seseorang atau siswa adalah suatu proses yang bersifat genetik artinya proses belajar didasarkan pada mekanisme biologis perkembangan system syaraf. Dan menurut Bruner pembelajaran adalah suatu proses untuk membangun kemampuan mengembangkan potensi kognitif yang ada dalam diri siswa. Pembelajaran menurutnya dipengaruhi oleh dinamika perkembangan realitas yang ada disekitar kehidupan siswa.
Dari uraian tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa teori belajar kognitivisme adalah proses pembelajaran yang menitikberatkan pada kemampuan berpikir dalam diri siswa, dan dipengaruhi perkembangan usia dan keadaan dilingkungan sekitar.
Kemudian akan dibahas mengenai teori belajar konstruktivisme.
Langsung saja, menurut teori ini belajar adalah proses untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata dari lapangan. Jadi pembelajaran harus mampu memberikan pengalaman nyata bagi siswa. Dalam implikasi pembelajarannya guru bukanlah satu-satunya sumber belajar yang harusditiru dan segala ucapan dan tindakannya selalu benar. Akan tetapi, siswa harus aktif, kreatif dan kritis dalam belajar, sehingga mereka akan memperoleh pengalaman yang akan menjadi guru terbaik bagi mereka sendiri.
Yang terakhir adalah teori belajar humanisme.
Ada beberapa para ahli yang mengemukaan pendapat mengenai teori ini, mereka diantaranya adalah Kolb, Honey dan Mumford, Habermas, serta Bloom dan Krathwohl. Menurut Kolb ada 4 tahap dalam belajar yaitu tahap pengalaman konkret, tahap pengamatan aktif dan reflektif, tahap konseptualitas, dan tahap eksperimentasi. Tahap-tahap tersebut merupakan suatu siklus yang berkesinambungan dan berlangsung di luar kesadaran orang yang belajar. Honey dan Mumford berpendapat bahwa manusia memiki karakteristik yang berbeda dengan kelompok lainnya,dan menurut beliau orang yang belajar dibagi kedalam empat golongan yaitu, kelompok aktivis, golongan reflektor, kelompok teroris, dan golongan pragmatis. Menurut Habermas belajar akan efektif jika ada proses inteaksi antara individu dengan realitas sosial yang ada di sekitar dirinya. Bloom dan Krathwohl lebih menekankan pada apa yang mesti dikuasai individu (sebagai tujuan belajar) setelah melalui peristiwa-peristiwa belajar.
Pandangan masing-masing tokoh ahli di atas berbeda-beda, tetapi tujuan akhir dari teori-teori tersebut adalah untuk mencapai suatu hasil yang optimal yaitu menciptakan individu yang seutuhnya. Jadi, dalam teori belajar humanistik menjelaskan bahwa proses belajar dan pembelajaran adalah ditujukan untuk memanusiakan manusia.
Pengertian teori pembelajaran sudah di jelaskan, untuk selanjutnya akan dibahas mengenai analisis teori pembelajaran.
Bagaimana analisis teori pembelajaran diatas?
Mari kita telusuri satu persatu.
Yang pertama adalah teori belajar behaviorisme. Dalam teori ini terdapat stimulus dan respon yang akan mengakibatkan perubahan tingkah laku. Siswa hanya akan belajar jika diberi stimulus, pada akhirnya siswa mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap seorang guru. Teori ini juga menerangkan adanya penguatan dan hukuman, jika siswa yang memperoleh hasil belajar yang baik maka seorang guru akan memberikan hadiah, dan jika yang memperoleh hasil kurang baik akan mendapatkan nasihat. Hal ini memang ada dampak positifnya yaitu siswa lebih bersemangat belajar apabila dia memperoleh pujian atau hadiah dari guru, namun adajuga dampak negatifnya yaitu siswa menjadi takut dengan hukuman yang diberikan. Teori ini juga mempunyai kelemahan lain yaitu siswa menjadi tidak kreatifdan produktif, tidak bisa menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak hal yang berkaitan dengan belajar yang dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon. Teori ini tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan respon.
Selanjutnya adalah analisis teori kognitif. Teori ini sangat baik untuk kemajuan intelektual siswa. Namun, siswa menjadi miskin moral kepribadian karena teori ini hanya mengoptimalkan kemampuan intelektual saja tidak memperhatikan aspek moral. Seharusnya pembelajaran mampu menjaga keseimbangan antara peran kognisi dengan peran afeksi sehingga lulusan pendidikan memiliki kualitas intelektual dan moral kepribadian yang seimbang.
Kemudian analisis teori konstruktivisme. Teori ini memberikan kebebasan bagi siswa untuk belajar dimanapun dan kapanpun tidak harus di ruang kelas sehingga memberikan ruang gerak peserta didik yang luas untuk memperoleh pengetahuan. Siswa dituntut untuk mencari pengalaman sendiri di dalam belajar, sehingga siswa tidak boleh pasif karena informasi dan pengetahuan harus dia cari sendiri. Untuk itu guru hanya memfasilitasi dalam proses belajar mengajar.
Dan yang terakhir adalah analisis teori humanisme. Teori ini menuntut siswa untuk memahami dan menganalisis pengalaman yang dialami dan menerapkannya dalam kehidupan. Teori ini lebih menekankan pada proses kesadaran untuk memahami potensi, perbedaan, kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Jadi seorang guru harus mampu memahami karakteristik masing-masing siswanya untuk dikembangkan semua potensinya agar menjadi manusia seutuhnya yang ideal atau sempurna.
Pengertian dan analisis teori pembelajaran sudah diketahui, selanjutnya mengenai pergeseran teori pembelajaran tersebut.
Bagaimanakah pergeseran dari masing-masing teori pembelajaran tersebut?????
Teori belajar behaviorisme menekankan bahwa proses pembelajaran lebih kepada adanya stimulus dan respon. Berhasil atau tidaknya pembelajaran tergantung pada stimulus yang diberikan oleh guru. Contoh model pembelajaran yang digunakan adalahsistem DDCH (datang, duduk, catat, dan hafal), serta pemberian penguatan dan hukuman. Teori ini mengalami pergeseran karena kurang efektif untuk diterapkan pada pembelajaran pada saat ini, sebab di dalam teori ini siswa cenderung berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif serta mengakibatkan ketergantungan siswa terhadap guru.
Sedangkan teori belajar kognitif hanya menekankan pada kemampuan intelektualnya saja, sehingga moral masing-masing individu sangat sedikit disentuh, hal ini mengakibatkan siswa miskin akan nilai moral. Sekarang ini di Indonesia sebenarnya masih banyak yang menerapkan teori ini dalam pembelajaran, hanya saja kemasannya sudah sedikit diubah. Teori ini mempunyai kelebihan antara lain lebih menekankan pada proses pembelajaran daripada hasilnya, namun karena hanya menekan pada kognitifnya saja, jadi teori ini akan lebih baik jika di kombinasi dengan teori-teori lain, sehingga akan menghasilkan suatu teori pembelajaran yang optimal.
Kemudian teori belajar konstruktivisme lebih menekankan supaya siswa berpikir kreatif/ berfikir tingkat tinggi dimana bukan sekedar mengerti, paham, dan hafal saja akan tetapi juga berfikir bagaimana cara menciptakan sesuatu yang baru atau menginovasi apa yang sudah ada dari apa yang telah disampaikan guru. Tetapi jika teori ini diterapkan secara murni siswa yang berkemampuan kurang dan tidak memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar akan tertinggal dari teman-teman yang lainya. Sehingga teori ini kurang efektif jika diterapkan secara murni pada sekolah-sekolah di negara Indonesia. Namun di perguruan tinggi teori ini tidak mengalami kendala jika menggunakan sistem SKS.
Dan untuk teori humanisme lebih menekankan pada tujuan belajar yaitu untuk memanusiakan manusia. Proses belajar akan berhasil jika siswa dapat memahami dirinya sendiri dan dapat memahami lingkungannya. Disini guru dituntut untuk mampu memahami karakteristik dari masing-masing individu, agar dapat mengarahkan siswanya menjadi manusia yang ideal. Teori ini memang baik untuk di laksanakan, tetapi harus di imbangi dengan pengembangan kemampuan intelektualnya, sehingga akan melahirkan siswa yang ramah lingkungan dan memiliki kemampuan intelektual yang tinggi dan sering disebut dengan cerdas.
Akhirnya semua permasalahan sudah dibahas diatas, selanjutnya adalah kesimpulan dari pembahasan di atas.
Kesimpulannya adalah....
Ada beberapa teori belajar dan pembelajaran baik masa lalu, masa kini, dan masa datang. Masing-masing teori memiliki kelebihan dan kekurangan, tugas seorang guru adalah memahami dari masing-masing teori tersebut dan memadukan teori tersebut untuk menciptakan suatu inovasi teori belajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H