LAPORAN RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA
Judul Modul : Modul 1.4 - Budaya Positif
Nama Peserta : Rakhmad Suciono – CGP ANGKATAN 7 Kelas 85
Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang sangat pesat menyebabkan terjadi penurunan karakter siswa terutama gadget (Handphone) yang sangat mudah mengakses segala informasi yang tidak tersaring dan tidak sesuai dengan nilai sosio-kultur daerah setempat. Hal ini menyebabkan banyak permasalahan murid yang terjadi di sekolah. Filosofis Ki Hajar Dewantara perlu diterapkan di pendidikan dalam keseharian di sekolah yaitu Ing ngarso sung tulodho, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani. Ki Hadjar Dewantara juga menjelaskan mengenai tujuan pendidikan yaitu “menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat”. Guru juga perlu menerapkan nilai guru penggerak yaitu mandiri, reflektif, kolaborasi, inovatif, berpihak pada murid serta menerapkan peran guru penggerak yaitu menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, dan mewujudkan kepemimpinan murid. Untuk itu sekolah perlu mewujudkan karakter positif yang nanti akan menjadi pembiasaan-pembiasaan positif sehingga akan menjadi budaya positif di sekolah. Maka dari itu perlu Visi guru penggerak yang mewujudkan hal tersebut dengan metode Apresiatif Inkuiri (AI) dengan prakarsa perubahan BAGJA (Buat pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, dan Atur Eksekusi). Maka dari itu Pemerintah menerapkan implementasi kurikulum merdeka (IKM) dengang program Merdeka Belajar dengan dimensi Profil Pelajar Pancasila. Sehingga perlu peningkatan disiplin positif dengan melihat permasalahan siswa berdasarkan kebutuhan dasar, motivasi perilaku, keyakinan kelas, posisi kontrol guru, dan segitiga restitusi.
Tujuan
Tujuan penerapan budaya positif dengan disiplin diri positif, nilai-nilai kebajikan, kebutuhan dasar murid, motivasi perilaku murid, keyakinan kelas, posisi kontrol guru sebagai manager dan segitiga restitusi adalah menguatkan karakter siswa yaitu mandiri, tanggung jawab, kolaborasi dan dapat mengevaluasi diri bagaimana menjadi diri yang lebih baik. Siswa selamat dan bahagia sesuai nilai-nilai kebajikan dan kemanusiaan. Murid dapat meletakkan dirinya sebagai individu yang positif dalam Dunia Berkualitas.
Tolok Ukur
Berkurangnya permasalahan siswa, di sekolah/kelas. Semakin sedikit bentuk pelanggaran dan penyimpangan siswa. Terwujudnya dimensi Profil Pelajar Pancasila. Dengan perilaku sehari-hari yang menumbuhkan karakter positif sehingga menjadi pembiasaan-pembiasaan positif sehingga menjadi Budaya Positif seperti sapa, senyum, salam (3S) dengan guru-guru menyambut kedatangan murid sekalian bisa mengecek kelengkapan atribut dan kerapian berpakaian murid. Seluruh murid berbaris di depan kelas sebelum jam pertama untuk menyanyikan lagu mars SMK Kosgoro Nganjuk, lagu Indonesia Raya, dan pembacaan Pancasila diikuti para siswa. Piket kelas yang terjadwal untuk membersihkan kelas seperti menyapu, mengepel jika perlu, membersihkan kaca jendela, memungut sampah yang ada di kolong meja untuk dibuang ke tempat sampah. Pembelajaran berkelompok dengan demonstrasi percobaan sederhana mapel yang saya ampu yaitu Fisika, lalu didiskusikan dengan kelompoknya masing-masing, lalu hasil diskusi kelompok dipresentasikan, kemudian ditanggapi oleh kelompok lain. Pengamatan lingkungan sekitar oleh kelompok pada mapel IPA, kemudian mendiskusikannya lalu hasilnya dipresentasikan serta ditanggapi oleh kelompok lain. Membuat klipping mading untuk mengasah karakter kreatif dan inovatif. Memperingati hari besar nasional dan keagamaan seperti peringatan hari pahlawan dengan upacara dan memakai busana pahlawan.