Malam terketuk siang, rupa dunia ikut bimbang, wajah kecut terpampang, sunyi kian mencekam, terlelap dalam diam, mimpi anak kecil masih sukar, degup jantung berdebar, sedangkan cinta sudah mengakar, bukan tentang bagaimana, hanya saja ini tentang untuk siapa, bukan pula diam adalah emas, ada saatnya berteriak memamerkan taring, siapa tempat berkluh kesah, masih saja ada jurang pemisah, kita tau apa yg baik karna engkau yg terbaik, terbersit episode malam kian menjadi gagu, ceritanya panjang hingga tak menepi, garisnya lurus diantara Sinar gemintang, ceritaku pada episode malam.
(R.S)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H