Mohon tunggu...
Muhammad Rakha Pangestu
Muhammad Rakha Pangestu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menyukai hal-hal mengenai politik

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Respon India terhadap Strategi Belt and Road Initiative Tiongkok Dinilai Sebagai Bentuk Neo-Realisme Defensive

17 Oktober 2023   13:00 Diperbarui: 18 Oktober 2023   10:43 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Belt and Road Initiative ( BRI ) merupakan strategi Tiongkok yang mengedepankan kerjasama dengan negara-negara di kawasan Asia, Afrika dan Eropa melalui konektivitas antar benua. Namun, strategi ini dianggap ancaman bagi India karena menggambarkan strategic encirclement terhadap dirinya. India menolak kerjasama OBOR karena terdapat Faktor eksternal. 

Faktor eksternal yang menyebabkan penolakan meliputi Debt-Trap Diplomacy Tiongkok. Inisiatif One Belt One Road (OBOR) memiliki potensi implikasi ekonomi yang merugikan bagi negara-negara yang secara ekonomi lemah. Tiongkok selalu memulai strategi tradisional untuk mendukung proyek-proyek infrastruktur di negara-negara berkembang yang berlokasi strategis, dengan memberikan pinjaman besar (bukan hibah) kepada pemerintah suatu negara yang secara ekonomi lemah, akibatnya negara penerima akan terjerat dalam "Perangkap Utang atau Debt-Trap".22 Hal ini akan menyebabkan negara yang terlilit hutang rentan terhadap pengaruh Tiongkok.

Pada faktor internal, India menolak kerjasama One Belt One Road (OBOR) karena terdapat kepentingan ekonomi dan politik. India ingin mempertahankan kekuatan ekonominya di kawasan Asia Selatan. Dalam mempertahankan kekuatan ekonominya, India memperkuat kerjasama South Asian Free Trade Area (SAFTA), kerjasama ASEAN – India Free Trade Agreement (AIFTA), dan kerjasama India – Amerika Serikat: Logistic Exchange Memorandum of Agreement (LEMOA). Dalam kepentingan politik, India menilai kerjasama OBOR dapat mengganggu kedaulatan dan integritas wilayah India. Salah satu koridor dalam kerangka kerjasama OBOR melewati wilayah sengketa Kashmir. Kehadiran Tiongkok menggeser pengaruh India di Asia Selatan. Untuk mempertahankan pengaruhnya di Asia Selatan, India mengeluarkan kebijakan Neighborhood First Policy.

Penolakan India Terhadap Kerjasama One Belt One Road (OBOR) Tiongkok. China’s First Belt and Road Forum (BRF) 2017 Belt and Road Forum (BRF) untuk kerjasama internasional yang pertama diadakan pada tanggal 14-15 Mei 2017 di Beijing, Tiongkok. Tiongkok mengundang 29 kepala negara asing dan pemerintah serta perwakilan lebih dari 130 negara dan 70 organisasi internasional.26 Pertemuan yang pertama akan membahas mengenai Belt and Road Initiative sejak Xi Jinping mendeklarasikan pada tahun 2013. Tujuan Belt and Road Forum adalah sebagai platform kerjasama internasional yang lebih terbuka dan efisien, jaringan kemitraan yang lebih dekat, lebih kuat, dan untuk mendorong sistem pemerintahan internasional yang lebih adil, masuk akal dan seimbang.

One Belt One Road (OBOR) adalah kebijakan luar negeri Tiongkok sebagai jalur sutra baru yang dideklarasi oleh Presiden Xi Jinping pada tahun 2013. Tujuan inisiatif OBOR adalah untuk mempromosikan ekonomi Tiongkok melalui penciptaan pasar besar di dunia khususnya di pusat Asia. Inisiatif One Belt One Road (OBOR) berfokus pada bidang perdagangan, bidang pembangunan, bidang energi, bidang keuangan, bidang sosial dan budaya serta telekomunikasi. India menolak kerjasama One Belt One Road (OBOR) Tiongkok dengan menitik beratkan pada faktor eksternal dan faktor internal. 

Faktor eksternal yang menyebabkan penolakan meliputi DebtTrap Diplomacy Tiongkok, Koridor ekonomi Bangladesh – Tiongkok – India – Myanmar hanya menguntungkan Tiongkok, dan Inisiatif One Belt One Road (OBOR) meningkatkan kekuatan militer Tiongkok. Faktor internal yang menyebabkan penolakan India meliputi kepentingan ekonomi dan kepentingan politik. Dalam kepentingan ekonomi, India memperkuat kerjasama South Asia Free Trade Area (SAFTA), kerjasama ASEAN – India Free Trade Agreement (AIFTA), dan kerjasama India-Amerika Serikat: Logistic Exchange Memorandum of Agreement (LEMOA).

Dalam kepentingan politik, India menolak kerjasama OBOR bertujuan untuk menjaga kedaulatan dan integritas wilayah India, Koridor China-Pakistan Economic Corridor (CPEC) dalam kerangka kerjasama OBOR melewati Khasmir, dan mempertahankan pengaruh di regional Asia Selatan. India menolak kerjasama OBOR dalam tiga forum internasional. Pertama, India tidak menghadiri dan menolak KTT OBOR dalam Belt and Road Forum (BRF) untuk kerjasama internasional yang pertama diadakan pada tanggal 14- 15 Mei 2017 di Beijing, Tiongkok. 

Hal ini dikarenakan India telah menentang China Pakistan Economic Corridor (CPEC) proyek utama di bawah OBOR melewati Kashmir yang melanggar kedaulatan dan integritas territorial India. Kedua, India menolak untuk mendukung inisiatif OBOR Tiongkok dalam pertemuan Shanghai Cooperation Organization (SCO) Summit pada 10 Juni 2018. 

Salah satu proyek kerjasama OBOR terkait Koridor Ekonomi Tiongkok Pakistan atau dikenal dengan CPEC, melewati Kashmir. India tidak dapat menerima proyek yang mengabaikan perhatian intinya pada kedaulatan dan integritas teritorial. Ketiga, Pada pertemuan Belt and Road Forum kedua, India tidak hadir dan kembali menolak untuk Kerjasama Internasional yang diselenggarakan oleh Tiongkok di Beijing pada tanggal 25 – 27 April 2019. Penolakan India masih dengan alasan yang sama yaitu pada proyek CPEC melewati Kashmir yang dikelola Pakistan, serta klaim yang dilakukan Tiongkok untuk Arunachal Pradesh juga merupakan penyebab utama keprihatinan bagi India.

References

Khairani, O. (n.d.). KEPENTINGAN INDIA MENOLAK KERJASAMA ONE BELT ONE ROAD (OBOR). Penolakan India Terhadap Kerjasama One Belt One Road ( OBOR )Tiongkok, 7.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun