Mohon tunggu...
Rakha Rachmando
Rakha Rachmando Mohon Tunggu... Insinyur - Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota | Fakultas Teknik | Universitas Jember

Asli Probolinggo,sedang belajar di Jember jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota,Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Review Evaluasi Sumber Daya Lahan Studi Kasus Evaluasi Lahan Eksisting dan RTRW Kabupaten Probolinggo

6 Mei 2021   20:47 Diperbarui: 6 Mei 2021   21:09 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pertumbuhan penduduk menjadi faktor pendorong dalam peningkatan kebutuhan lahan. Peningkatan kebutuhan lahan diperuntukkan untuk tempat tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, tempat pertanian, dan sebagainya. Peralihan fungsi lahan yang dianggap sebagai solusi untuk mengatasi kebutuhan lahan justru menjadi penyebab munculnya kerusakan lingkungan. Sebagai contoh banjir di Semarang yang sebenarnya adalah akibat dari pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dari wilayah pesisir yang memiliki sitem drainase yang buruk.

Pemerintah Kabupaten Probolinggo berencana melakukan pengembangan kawasan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tahun 2010 - 2030, khusus untuk pemukiman diarahkan merata di seluruh wilayah kabupaten seperti permukiman di Kecamatan Kraksaan direncanakan meningkat sebesar 18%, sehingga perlu peningkatan kualitas permukiman melalui penyediaan infrastruktur yang memadai. 

Perubahan fungsi pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan lahan memberi tekanan kepada lingkungan. Degradasi lingkungan akan terjadi ketika tekanan tersebut melebihi daya dukung lingkungannya. Upaya pencegahan daya dukung lingkungan hidup yang terlampaui adalah penerapan perkembangan kawasan yang mengikuti standar dan kriteria yang berkaitan dengan faktor pembatas untuk masing-masing jenis kawasan peruntukan.

Pendekatan yang digunakan untuk proses evaluasi penggunaan lahan adalah Sistem Informasi Geografis (SIG). Penggunaan SIG dapat memberikan lebih spesifik gambaran spasial untuk tingkat erosi tanah. SIG juga sangat baik dalam mengelompokkan data keruangan lahan berdasarkan faktor potensi dan penghambat penggunaannya sehingga dapat mempercepat proses untuk penentuan kelas kemampuan lahan sebagai pengevaluasi pengunaan lahan.

Tujuan penelitian adalah untuk mengklasifikasikan lahan di Kabupaten Probolinggo berdasarkan kelas kemampuan lahan, serta mengevaluasi penggunaan lahan aktual tahun 2009 dan RTRW tahun 2010-2030 di Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Probolinggo yang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Timur. dengan luas wilayah sekitar 169616.65 Ha atau 1.07% dari luas daratan dan lautan Provinsi Jawa Timur.

Evaluasi penggunaan lahan dilakukan dengan cara membandingkan peta penggunaan lahan (aktual tahun 2009 dan RTRW tahun 2010-2030 Kabupaten Probolinggo) dengan peta kelas kemampuan lahan. Penggunaan lahan yang sudah diterapkan dan yang masih direncanakan untuk tahun selanjutnya akan dibandingkan dengan arahan penggunaan lahan yang sesuai dengan kelas kemampuan lahan untuk mengetahui luasan penggunaan lahan yang sudah sesuai.

Penggunaan lahan aktual tahun 2009 di Kabupaten Probolinggo didominasi oleh tegalan (37.81%), sawah (27.77%), dan hutan alam (23.08%). Penggunaan lahan berdasarkan RTRW tahun 2010-2030 di Kabupaten Probolinggo didominasi oleh kawasan perkebunan (28.71%), sawah (26.67%), dan hutan alam (11.82%). Alih fungsi lahan terlihat dari penambahan luas lahan atau pengembangan salah satu sektor yang melemahkan sektor lainnya. Beberapa penggunaan lahan yang mengalami penurunan luasan yaitu tegalan, hutan alam, dan hutan mangrove. Bahkan ada beberapa penggunaan yang ditiadakan di RTRW yaitu semak belukar dan tanah terbuka. 

Penggunaan lahan yang ditiadakan ini dialihfungsikan menjadi fasilitas penunjang kehidupan seperti penambahan lahan untuk rencana kawasan pemukiman, kawasan industri dan sentra industri kecil. Pengalihfungsian lahan baru juga dimaksudkan untuk daerah konservasi seperti pengalokasian untuk sempadan sungai, sempadan mata air, sempadan pantai, dan sempadan danau. Terdapat peningkatan penggunaan lahan yang tidak sesuai pada RTRW dibandingkan dengan penggunaan lahan aktual. 

Peningkatan luas lahan ketidaksesuaian pada RTRW yaitu sebesar 19078.73 Ha atau 11.25%. Beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan ketidaksesuain di Kabupaten Probolinggo antara lain akibatkawasan permukiman perkotaan yang diarahkan secara merata di Kabupaten Probolinggo. Peningkatan ketidaksesuaian penggunaan lahan Kabupaten Probolinggo menunjukkan sudah terlampauinya daya dukung lingkungan berbasis kemampuan lahan. Keterlampauinya daya dukunglingkungan ditunjukkan dengan pemanfaatan lahan yang melampaui batas kemampuan, sehingga Pemerintah Kabupaten Probolinggo perlu merevisi atau mengkaji ulang perencanaan tata ruangnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun