Mohon tunggu...
Rakha Aptana
Rakha Aptana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa dengan cita-cita mengadakan band tur asia, tapi belum bikin band sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Music

Anak Punk kok sehat?

15 Desember 2024   18:30 Diperbarui: 16 Desember 2024   00:08 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Straight Edge adalah gaya hidup menolak penggunaan alkohol, narkoba, rokok dan menghindari seks bebas, yang pertama kali dipopulerkan oleh band-band ber-genre hardcore punk pada tahun 80-an. Para penganut straight edge seringkali juga mengajak hidup sehat, termasuk vegetarianisme atau veganisme, bahkan beberapa individu menambahkan nilai-nilai lain, seperti aktivisme lingkungan atau hak-hak hewan ke dalam gaya hidup mereka. Straight edge sering diidentikkan dengan lirik lagu-lagu dari band-band hardcore punk yang menyampaikan pesan tentang kebebasan dari pengaruh negatif obat-obatan terlarang. Sebagai bagian dari komunitas ini, straight edge juga sering memiliki simbolisme, seperti tanda "X" yang biasa ditulis di tangan atau lengan sebagai penanda bahwa seseorang adalah bagian dari komunitas ini.

Straight edge pertama kali muncul dari komunitas punk rock di akhir 1970-an, khususnya di Amerika Serikat, pada saat itu komunitas punk rock telah menyadari bahaya dari pengaruh obat-obatan terlarang. Pada tahun 1981, Minor Threat yang berasal dari Washington D.C. adalah Band yang dianggap sebagai pencetus istilah "straight edge" melalui lagu mereka yang berjudul "Straight Edge." Dalam liriknya, mereka mengekspresikan penolakan terhadap alkohol dan narkoba, dan menekankan pentingnya menjaga diri. Pada 1980-an dan 1990-an gerakan straight edge berkembang pesat, dengan banyak band yang ikut mempopulerkan gaya hidup ini. komunitas ini mulai menyebar ke seluruh dunia, dengan pengaruh besar dari musik hardcore dan punk.

Perkembangan Straight Edge tentunya masih eksis hingga sekarang yang pada awalnya berasal dari salah satu judul lagu dari Minor Threat yaitu "Straight Edge." Yang dirilis pada tahun 1981, pada periode ini, straight edge mulai membentuk identitas sebagai penentang budaya konsumtif yang umum di kalangan remaja, terutama di dunia punk. Pada pertengahan tahun 1980-an muncul beberapa band yang juga menyuarakan pola hidup Straight Edge salah satunya yaitu Youth of Today melakukan tur di musim panas tahun 1987 yang dimana mereka menyebarkan filosofi dengan ciri khas dalam gaya dan sound. Hanya dalam waktu satu tahun, hampir setiap kota telah memiliki band yang merepresentasikan ideologi Straight Edge.

Di Indonesia, jumlah penganut Straight Edge cukup signifikan. Mereka memilih Straight Edge sebagai gaya hidup sekaligus bentuk perlawanan terhadap stereotipe negatif yang sering melekat pada penggemar musik keras, yang kerap diidentikkan dengan perilaku destruktif. Melalui musik dan gaya hidup mereka, para pengikut Straight Edge menepis stigma tersebut. Sejumlah band lokal yang mengusung prinsip ini antara lain Straight Answer (Jakarta), Turtles Jr. (Bandung), Strike Hard (Yogyakarta), Final Attack (Jakarta), Reason To Believe (Surabaya), Stand Free (Malang), Outright (Bali).

Menurut saya komunitas atau gerakan seperti ini harus banyak-banyak disuarakan karena mengingat kembali pada kehidupan remaja jaman sekarang yang sangat bebas dan jauh dari kata sehat, kita tahu bahwa sebagian besar para remaja di Indonesia maupun di Dunia pasti mendengarkan musik, oleh karena itu salah satu metode penyebaran gaya hidup sehat seperti ini akan lebih mudah menyebar di kalangan remaja melalui skena musik dan tidak hanya dalam genre hardcore punk saja, diharapkan juga kedepannya genre genre musik lain juga ikut mengangkat konsep straight edge ini.

Pengaruh gaya hidup straight edge ini bagi saya sangat berpengaruh bagi kalangan remaja apalagi penggemar musik khususnya musik ber-genre hardcore punk. Hal ini terbukti dengan saya dan teman-teman saya yang sangat menggemari band Hardcore Punk asal Amerika yaitu Fugazi. Para anggota band ini tidak ada yang menggunakan narkoba, alcohol, atau melakukan seks bebas (straight edge). Bahkan walaupun Fugazi ber-genre Hardcore Punk, Ian MacKaye sang vokalis Fugazi selalu menyuarakan bahwa mereka menolak adanya gerakan Violence Dance kepada penggemarnya ketika menghadiri panggung Fugazi. Band ini juga sempat tidak mau mengadakan konser dengan harga tiket masuk yang lebih dari 10 dollar, hal ini dilakukan karena agar konser Fugazi bisa dijangkau semua kalangan. Lalu saya dan teman-teman saya berpikir jika anak Punk saja bisa sehat, kenapa kita tidak?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun