Mohon tunggu...
Rakha Pratama
Rakha Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Masyarakat sipil

Dedicated, Focused, Confident and Personality

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peperangan Asimetris (2) Evolusi Strategi Perang dan Dampaknya

18 Maret 2024   21:00 Diperbarui: 18 Maret 2024   21:02 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peperangan asimetris, menggambarkan evolusi dari metode peperangan tradisional, memperlihatkan era baru dalam taktik dan strategi militer. Berbeda dari pertempuran konvensional, ini melibatkan aktor dengan kekuatan tidak seimbang, sering dilakukan tanpa deklarasi perang resmi, dan memanfaatkan unsur kejutan serta teknologi modern.

Generasi Pertama (GW-I) mengacu pada pertempuran yang diatur dalam formasi linear, di mana kekuatan utama adalah jumlah besar pasukan manusia (Human To Human). Ini adalah fase dimana kekuatan fisik berperan krusial, mirip dengan Perang Napoleon, di mana taktik dan formasi linier mendominasi.

Generasi Kedua (GW-II) mengalami transisi dari kekuatan manusia ke kekuatan Mesin, (Human to Machine) terutama dengan penggunaan meriam.  mengambil alih peranan utama dari manusia. Contoh klasik dari fase ini adalah Perang Dunia I, di mana artileri berperan dominan dalam taktik yang terpusat dan terorganisir.

Generasi Ketiga (GW-III) memperkenalkan manuver dinamis, menggabungkan kecepatan dan daya tembak untuk mengalahkan lawan. Perang Dunia II dan Perang Teluk 1991 menunjukkan pentingnya inisiatif dan adaptasi dalam strategi militer.

Generasi Keempat (GW-IV) memperkenalkan konsep perang asimetris, di mana pertarungan tidak lagi terbatas pada negara-negara, tetapi juga melibatkan berbagai aktor non-negara seperti kelompok agama, etnis, atau ideologis. Ini adalah perang yang kompleks dan multidimensi, sering melibatkan jaringan transnasional dan subnasional. Perang ini tidak hanya bertujuan untuk kemenangan militer, tetapi juga untuk mempengaruhi atau mematahkan kehendak dan persepsi melalui taktik yang sering menghindari konfrontasi langsung.

Generasi Kelima (GW-V) mencerminkan era digital, dengan strategi yang mengaburkan batas antara perang konvensional dan non-konvensional, menggunakan teknologi untuk mengacaukan struktur musuh.  Penggunaan strategi dan teknologi yang mengaburkan batas antara perang konvensional dan non-konvensional, dengan tujuan mengacaukan dan menyerang struktur strategis dan taktis musuh melalui dunia maya. Latar belakang muncul sebagai respons terhadap tantangan dalam mempertahankan monopoli negara atas perang dan organisasi, terutama dengan campur tangan aktor non-negara.

Generasi Keenam (GW-VI) mengedepankan penggunaan senjata pandu presisi tinggi dalam serangan "stand-off" untuk mengisolasi dan melumpuhkan infrastruktur lawan, menandai evolusi signifikan dalam strategi militer. Hal ini dapat dibedakan dengan peningkatan modernisasi senjata pandu presisi, perang ini mewakili pergeseran strategi yang bertujuan untuk memaksakan kehendak politik melalui serangan yang mengisolasi dan melumpuhkan infrastruktur ekonomi dan militer lawan tanpa penyebaran pasukan darat yang luas

Generasi Ketujuh (GW-VII) memperluas cakupan perang ke wilayah otomatisasi dan teknologi akses publik, dengan Fokus utama dari peperangan ini adalah pada manipulasi informasi, serangan dunia maya, dan penggunaan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan untuk mempengaruhi atau mengganggu kehidupan sosial dan infrastruktur penting. 

Contoh nyata dari peperangan ini termasuk serangan siber pada sistem perbankan dan infrastruktur vital lainnya, serta penggunaan media sosial untuk menyebarkan propaganda dan manipulasi opini publik, yang bukan hanya mencuri data tetapi juga bertujuan untuk menanamkan keraguan dan mempengaruhi pandangan masyarakat. 

Di samping itu, GW-VII pada aspek ekonomi, menjadi salah satu aspek krusial dalam konflik asimetris, memungkinkan aktor lebih kecil untuk menantang kekuatan ekonomi negara besar. Contohnya adalah penggunaan mata uang kripto yang memfasilitasi transfer dana secara anonim dan melintasi batas negara, membantu kelompok-kelompok ini dalam mendanai operasi mereka dan menghindari sanksi ekonomi.


Peperangan asimetris dan evolusi strategi perang telah berdampak signifikan terhadap pembentukan peradaban modern dan era saat ini. Dengan berkembangnya teknologi dan strategi, perang menjadi lebih kompleks dan multidimensi, melibatkan aktor-aktor dari berbagai sektor. Memahami evolusi ini penting untuk mengantisipasi dan merespon dinamika konflik global di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun