Oke saya terima ucapan Anda. Saya keliru. Tapi jika waktu itu saya boleh marah, tidak semua orang bisa menulis rumus dengan sempurna. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Jangan katakan kami tidak bisa, kami bisa, tapi sering keliru. Kami bukan pecinta hitung-berhitung. Tangan kami lebih bertalenta diluar hitung-berhitung.
2. Nilai lebih berkasta dibanding kejujuran.
Apalagi ini. Aduh.. masalah nilai pasti diungkat-ungkit. Apalagi nilai rapot. Masalah nilai bagus atau tidak-nya mempengauhi repurtasi kita. Saya pernah mengalami gimana jadi murid pintar di kelas dan menjadi murid bodoh di kelas. Perbandingannya sungguh jauh sekali. Apalagi ketika ujian tiba. Hampir setiap ujian murid-murid melatih insting komunikasi untuk mendapatkan jawaban. Coba liat, ada gak yang jujur? Ada gak yang pura-pura gak ngerti ketika ditanya.
Seolah nilai adalah hal paling berharga di dunia persekolahan, memang sih. Mereka akan menghalalkan segala cara apapun itu agar mendapat nilai terbaik. Cobalah untuk mendapatkan nilai terbaik dengan cara belajar atau les. Daripada nyontek. Bagi saya, nilai buruk tapi hasil kerja keras kita itu berasa lebih baik, daripada nilai bagus hasil contek.
Tapi apa yang dilihat di dunia persekolahan, nilai lebih dipandang daripada kejujuran. Bahkan para guru sampai bingung mana murid yang jujur mengerjakan dan hasil contek.
3. Tidak sesuai dengan passion mereka
Pelajaran apa yang kamu suka? Seni? Olahraga? Atau fisika? Â Jujur, pelajaran yang kita sukai lebih bersemangat dibanding pelajaran yang kurang kita sukai. Kalau disekolah, aku suka sastra dan seni. Makanya setiap pelajaran itu pasti aku semangat banget. Beda sama pelajaran hitung-berhitung.
Di sekolah kita diajarkan semua mata pelajaran. Kita dituntut untuk bisa, bukan paham. Tidak semua orang bisa mengerjakan apa yang ada di papan tulis. Kalau memang bukan passion kita, setidaknya kita paham apa isi pelajaran tersebut.
Sama halnya dengan jurusan. Kita masuk SMA harus memilih diantara IPA, IPS, atau bahasa. Di SMK sudah ada jurusan masing-masing. Terkadang kita memilih karena desakan orangtua. Alhasil kita merasa salah jurusan. Hal ini yang membuat mood belajar tidak muncul.
4. Cara belajar yang monoton
Sering ini mah... Berbagai macam guru punya cara ajar yang berbeda. Ada yang lewat video, mencatat di papan tulis, praktek langsung, dan lainnya. Tapi ada juga guru yang cuma dateng, salam, absen, duduk, ngomong, kelar, terus pergi. Gurunya mager banget. Ada juga guru yang suaranya kecil banget ya ampun... sampe yang belakang itu tidur semua. Â