Mohon tunggu...
Raka Siwi
Raka Siwi Mohon Tunggu... Editor - Professional Couch Potato

Ya, jadi begini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ganteng-ganteng Swag dan Ironi Konten Explicit

26 Juli 2016   13:40 Diperbarui: 26 Juli 2016   15:34 5859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: forum.sman1cimahi.sch.id

Saya pribadi bukanlah orang yang mengenal Younglex. Siapa itu Younglex? Namanya saya dengar, ketika dijadikan guyonan viral di media sosial twitter. Guyonannya simpel, gerutu sehari-hari karena kejadian tidak menyenangkan terjadi. Lalu muncul tautan video klip yang mengantarkan saya pada seseorang kurus berkulit gelap dan sekujur tubuhnya dipenuhi tato.

“ O aja ya kan”

Lah, kocak. Awal pertemuan digital saya dengan Younglex dipenuhi pikiran bahwa ia adalah seseorang rapper indie dengan bahasa ala kadarnya, dan buat saya pribadi, liriknya kocak.

Kira-kira sekitar dua atau tiga bulan yang lalu, saya mendapati nama Younglex dibicarakan di media sosial twitter saya.  Ternyata, Younglex melakukan kolaborasi dengan berbagai youtuber untuk menciptakan single dan video klipnya berjudul Ganteng-ganteng Swag di upload ke youtube. Nama-nama kolaboratornya dapat disebut terkenal. Reza “Arap” adalah seorang youtuber yang hasil karyanya berupa review video game. Untuk orang ini saya kenal dan berlangganan, karena review video gamenya jujur.

Jujur disini adalah, gamer kebanyakan tidak jauh dari kata-kata kasar dan dia adalah seseorang yang ekspresif serta mampu menyusun kata-kata. Menjadi spontan susah lho, apalagi saat bermain tapi membagi pikiran untuk ngasih liat ke penonton. Misalnya bermain game petualangan tapi setiap bergerak sedikit anda harus mengarahkan dan menceritakan ke teman anda. Susah lho, saya sendiri tipe yang tidak bisa diganggu. Dan dia juga orang yang kocak tingkah lakunya. Namun memang, kata-kata kasarnya adalah konten explicit dan tidak layak untuk anak di bawah umur. Menurut saya pribadi, bodo amat, toh konten kreatif, gamer memang seperti itu, dan itu adalah konten explicit, resiko pribadi penonton.

Adapula nama kolaborator lainnya, yaitu skinnyindonesian24 yaitu kakak beradik Jovial dan Andovi Da Lopez. Saya tidak mengenal dan mengikutinya, tidak tertarik juga, skip. Ada Kemal Palevi. Untuk Kemal, sebenarnya pada saat berada di dunia stand up comedy , saya menyukai jokesnya. Namun insiden video prank yang menanyakan ukuran pakaian dalam wanita, saya sendiri tidak respect dengan orang ini. Untuk video prank sejenis ini, bahkan di negara barat pun sebenarnya sensitif dan salah-salah, sudah tidak lucu, digampar. Ini lagi, sudah tahu target penontonnya seperti apa, tapi masih dibuat. Lalu satu lagi siapa, gak kenal.

Ya, video klip ini menjadi sensasional, karena liriknya yang explicit. Gaya video klipnya juga diarahkan menuju “nakal” dan berpanutan dengan video klip hip-hop rapper negro amrik. Tau kan? Yang nyanyi ngomong terus depan kamera sambil gerak-gerakin tangan, lalu ada cewek yang badannya menggeliat-geliat dengan pose menggoda. Semacam itulah. Video ini laris, dilihat dari jumlah viewnya dan tanggapan akan video ini. Tanggapan disini adalah berupa feedback. Kembali ke media sosial twitter saya tadi, ada pembicaraan yang mengunggah video sekumpulan anak kecil yang meniru (bahasa kerennya cover) sama persis gerakan yang terdapat di video Ganteng-Ganteng Swag.

Mereka resah, karena umpatan kotor khas rapper amrik diteriakkan oleh anak-anak yang sedang bermain. Saya sudah lihat anak kecil yang nyanyi “I don’t give a fuck, I, I, I don’t give a fuck, bitch!” dengan lancar. Kaget, dan tentu saja bertanya, kenapa anak ini bisa ngomong kayak ginian?. Jadi dari pembicaraan di linimasa twitter saya, semua bermula dari video Ganteng-ganteng Swag dan memiliki dampak terhadap penonton, dan untuk kali ini saya katakan pada anda semua. Target pasar potensial youtuber Indonesia adalah pelajar SD hingga SMA. Untuk anak SMA, okelah mereka sudah bisa diajak berpikir. Anak SD? Mereka Cuma bisa meniru.

Lalu, sebenarnya apa sih lagu dan video klip Ganteng-ganteng Swag itu? Ini adalah lirik lagu Ganteng-ganteng Swag yang saya dapatkan dari http://www.hiphoplocal.xyz/2016/03/lirik-lagu-young-lex-ganteng-ganteng.html. Berikut liriknya :

Verse Arap:

Reza arap oktovian Gamers ganteng idaman

 Fuck pencitraan Nakal tapi tampan

 Di Youtube gue ngomongnya anjing bangsat

Tapi di Instagram semua cewe cewe mendekat

Sok suci? Hahahah gue bukan ustad

Gak punya sayap, tapi mirip malaikat

Dulu sahabat sekarang jadi bangsat Youppp... Itu verse dari gue..next K'jov

 

Verse Jovial :

Youtube youtube youtube lebih dari TV (boom) Youtube youtube youtube lebih dari TV (boom)

 Hati hati gua ga pernah basa basi Sebentar lagi posisi kita berganti

Tapi jangan kebawa hati

Semua lampu udah mati

Mendingan elo pasrah aja sih

Karna elo main sama Jovi

Semua element ku kendalikan

Panggil gue avatar

Darah biru, kerajaan

Gue ga main kasar Gue masuk lo pasti keluar

Lebih liar lo pasti bergetar

Hold it up Tapi jangan bawa perasaan

No feelings beibeh ahh... Lihat juga keadaan

Digital itu kenyataan Lo ketinggalan jaman yo Lo ketinggalan jaman

[Chorus] We are ganteng ganteng swag Skinny24, younglex Berawal youtuber cause

Now we do it better rite!! Fuck the haters I still shinning bright!

 Kita bukan serigala Tapi boleh dicoba (2x)

 Verse Andovi :

Andovi da lopez gak pernah mandi

Bajunya juga ngga diganti ganti

Tak lulus tepat waktu dari UI

Youtube gue di anggap remeh sama Tv

 But I dont give a fuck ! I dont I dont give a fuck ! B'tch, I dont give a fuck ! I dont I dont give a fuck ! Bitch,

Ma girl ana bella is ma fucking type Do that !

Fuck it! Like! Comment! And fuckin' subscribe!

 Verse Younglex :

Skinnyy24 younglex Fuck you we are next Zero one shark attack

Ganteng ganteng swagahhhh.. Bila tak suka mending pergi saja

 Serigala tak cocok bila lawan para domba Dokter, dokter..

Gue bukan dokter Tapi banyak yang kena bius

muka gue emang kaya debt collector Sekali lo lihat bakal nagih terus

Acara TV isinya cuma pembodohan

Rating rating mereka dulukan Uang uang mereka Tuhankan

Kami berenam yang menyelamatkan

[Chorus]

We are ganteng ganteng swag Skinny24,younglex

Berawal youtuber cause Now we do it better rite!! Fuck the haters I still shinning bright!

Kita bukan serigala Tapi boleh dicoba (2x)

 Verse Kemal :

Ahmad kemal palevi (yoi) gua ahmad kemal palevi Cita cita jadi haji (boom)

Cowok ganteng banyak sedikit prestasi

Mending gua mandiri dari stand up comedy

Anak pejabat negara sukanya bikin huru hara

Ganteng tapi apa guna jika masuk neraka

Sholat tak pernah dilakukan, mengaji selalu dilupakan

Ganteng ganteng percuma kalo gak punya iman(boom)

Verse Dycal :

Andovi,jovial,younglex,juga kemal,reza oktovian kolaborasi dycal

Fans angkat tangan haters bisa angkat kaki

Enam orang yang diminati,fans kami sakti

Kami adalah si para gusti Enam(6) dibalik kamilah wali

It's your boy and booff.. Haha and wassup! Jangan dilawan, lemesin aja

[Chorus] We are ganteng ganteng swag Skinny24,younglex Berawal youtuber cause Now we do it better rite!! Fuck the haters I still shinning bright! Kita bukan serigala Tapi boleh dicoba (2x)

Dari lirik yang saya berusaha coba pahami (bukan videonya) ada kegelisahan yang dilihat oleh mereka mengenai televisi. Mereka seakan mengatakan, bahwa televisi menghadirkan konten buruk, tidak mendidik, tidak berkualitas, dan dibalik itu ada keserakahan untuk menimbun uang. Poin perkataan saya ada di lirik yang dinyanyikan oleh Younglex :

Acara TV isinya cuma pembodohan

Rating rating mereka dulukan Uang uang mereka Tuhankan

Kami berenam yang menyelamatkan

Dan dengan video klip ini, mereka seakan menahbiskan diri sendiri sebagai penyelamat dari benda jahat yang bernama televisi. Mereka berenam adalah penyelamat yang berusaha menghadirkan keadilan dan mengharapkan adanya kewarasan. Bagaimana caranya? Ada di lirik berikut :

Youtube youtube youtube lebih dari TV (boom) Youtube youtube youtube lebih dari TV (boom)

Yap, dengan menciptakan video youtube. Youtube sebagai media alternatif yang dianggap mampu hadapi pembodohan oleh televisi. Kenapa? Karena Youtube adalah indie, dimana konten murni kita ciptakan sendiri dan mendorong kita untuk kreatif. Secara kasat mata, tidak ada kepentingan orang-orang tertentu dalam menciptakan produk video dan kita dapat menikmati produk video secara utuh karena bebas kepentingan. Saya masih ingat, bahwa youtube menjadi media alternatif pada tahun 2011-2012an karena adanya keresahan akan konten televisi. Salah satunya adalah shitlicious. Lalu pada 2013, Raditya Dika hadir dengan Malam Minggu Miko, yaitu komedi situasi yang bisa bebas diakses di youtube secara gratis dan mendobrak eksklusivitas channel televisi. Semuanya memiliki tujuan yang sama, adanya keresahan akan konten televisi dan berusaha menciptakan konten yang “lebih baik” dengan menggunakan youtube.

Oke, kembali ke video klip itu tadi. Dari liriknya, ada pesan baik yang ingin disampaikan, namun pesan tersebut tertindih oleh kata-kata explicit dan maaf, lirik yang kurang berbobot sehingga pesan tersebut jadi hilang makna. Lucunya, mereka ini, ingin mengatakan, bahwa “televisi itu bodoh, lihat saja kami” namun yang saya lihat tidak jauh berbeda. Konten yang tidak mendidik, kurang berbobot. Tapi kan mereka tidak serakah? Ah siapa bilang. Kita semua tahu bahwa Youtuber menghasilkan uang dari banyaknya penonton video mereka. Semakin banyak penonton, semakin banyak uang. Easy math. Lagipula ini ada di lirik kok, dinyanyikan sama Andovi :

Fuck it! Like! Comment! And fuckin' subscribe!

Untuk mendapat view yang banyak, tentu harus “mengundang” orang untuk menonton. Cara paling mudah adalah, dengan berlangganan atau subscribe. Jadi, saat anda berlangganan konten video milik Reza “Arap”, maka saat Reza “Arap” mengunggah video baru, anda akan langsung diarahkan untuk menonton video tersebut. Semakin banyak like dan comment akan mendongkrak popularitas video dan akun youtube. Apalagi disebar atau di share. Untuk apa? Agar dilihat banyak orang dan dapat banyak uang. Itulah mengapa, setiap akhir video youtuber, mereka memohon untuk di komen, like dan subscribe. Biar dapet duit. Tuh kan, pemikirannya juga gak jauh beda kok, ujung-ujungnya duit.

Inti dari tulisan ini adalah, sebuah ironi. Mereka yang mendengung-dengungkan sebagai penyelamat dari kebodohan konten televisi, menghadirkan konten yang serupa namun dibuat secara lebih kreatif, baru dan segar. Dampak dari televisi juga mereka hadirkan dengan adanya anak-anak yang meniru kata-kata di video mereka. Mereka menuding televisi apa-apa demi duit toh nyatanya mereka ingin dilihat dan disubscribe.

Saya mengkritik? Ya, saya mengkritik. Ini negara yang menganut Demokrasi. Saya adalah seseorang yang menonton televisi dan video youtube kalian. Saya tentu berhak mengomentari apa yang disajikan terhadap saya. Saya boleh saja menilai masakan suatu restoran tidak enak karena ini pandangan saya pribadi. Seperti di lirik anda,

Tapi jangan bawa perasaan

No feelings beibeh ahh 


Tertanda, target pasar kalian.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun