Mohon tunggu...
RAKA PURNAMA
RAKA PURNAMA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa USB Ypkp Bandung Jurusan Ilmu Komunikasi dari Fakultas Fisip Hobi saya bermusik di genre hiphop atau Rap bisa di lihat di channel youtube saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Semakin Bertambah umur, Tidak Membuat Semangatnya Goyah untuk Terus Mencari Nafkah

18 Juni 2023   15:24 Diperbarui: 18 Juni 2023   16:09 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Helen Ummy Kulsoem


              Profesi tukang parkir, seringkali dipandang rendah oleh sebagian orang. Namun, tak banyak juga yang beranggapan bahwa profesi tukang parkir ini sebagai salah satu pekerjaan yang mulia. Inilah pekerjaan yang sampai saat ini dijalani oleh Bapak Asep. Ayah dari empat orang anak ini, sudah menjadi seorang tukang parkir kurang lebih selama 5 tahun di daerah Pasar Ciparay, Bandung. 

Pekerjaan yang selalu dianggap remeh ini, tidak membuat Bapak Asep gentar. Hingga umurnya saat ini yang dibilang sudah tidak muda lagi. Bahkan, dapat disebut sebagai umur untuk menikmati masa tua. Namun, Bapak Asep tetap bekerja meskipun hasil yang diperoleh tidak seberapa banyak.

Bapak Asep juga bercerita tentang penghasilannya setiap hari ketika menjadi tukang parkir. Ia bercerita bahwa, penghasilannya per hari kadang mencapai Rp100.000,- atau bahkan kurang. Meski Pasar Ciparay, selalu ramai pembeli setiap harinya namun penghasilan yang didapatkan sangat tidak sebanding. Bapak Asep juga menyatakan bahwa di Pasar Ciparay, seorang tukang parkir tidak hanya satu saja. Jadi, penghasilan yang didapatkan juga terkadang terbagi. 

Tentunya penghasilan tersebut hanya digunakan sebagai biaya makan perhari dan keperluan pribadi lainnya. Meski dengan pendapatan yang pas -- pasan, pak Asep tetap menerimanya dengan lapang dada. Dengan kondisi ekonomi yang seperti ini, membuat Bapak Asep berusaha dengan baik untuk mengatur pengeluarannya.

Ketika ditanya mengapa memilih bekerja menjadi seorang tukang parkir, Bapak Asep mengatakan hanya pekerjaan inilah yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Meski begitu, ia tetap mensyukuri pekerjaannya sebagai tukang parkir. Menjadi tukang parkir sudah dijalaninnya mulai dari tahun 2019. Tukang parkir ini selalu mengenakan pakaian berwarna orange, topi dan periwitan sebagai ciri khasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun