Mohon tunggu...
Raka M Rayhan
Raka M Rayhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah UIN Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Vlad Dracula Series, Pesta Darah di Wallachia

2 November 2024   11:30 Diperbarui: 2 November 2024   12:49 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Vlad III juga berperang melawan Ottoman yang terus mengancam Walachia. Sultan Mehmed II yang telah merebut Konstantinopel pada tahun 1453, memerintahkan Vlad III untuk membayar upeti dan menghadapnya secara pribadi. Vlad kemudian mengumumkan penolakannya untuk membayar upeti tahunan kepada Sultan. Tindakan ini mengundang kemarahan, tetapi juga membangkitkan semangat juang rakyat Wallachia. Dalam upaya mempertahankan tanah airnya, Dracula tidak segan-segan menggunakan cara-cara yang paling kejam dan tidak manusiawi.

sejumlah prajurit Turki yang berkhianat ditangkap dan disekap dalam kondisi yang mengerikan. Dalam suasana mencekam, Vlad mengarak mereka telanjang ke tengah kota, sebagai bentuk pembalasan atas pengkhianatan mereka. Eksekusi yang brutal ini adalah pernyataan tegas bahwa Wallachia tidak akan tunduk pada kekuasaan Ottoman.

Tiga ratus ribu umat Islam menjadi korban yang dibantainya dengan sangat kejam dan tidak manusiawi. Ada yang dibakar hidup-hidup, dipaku kepalanya, dan yang paling kejam adalah disula; yaitu seseorang ditusuk duburnya dengan kayu sebesar lengan tangan orang dewasa yang ujungnya ditajamkan. Kayu sula tersebut menembus hingga ke perut, kerongkongan, dan menembus kepala melalui mulut! Lebih sadisnya lagi, tidak hanya orang dewasa yang menjadi objek kekejaman penyulaan! Hyphatia memberikan pemaparan tentang penyulaan terhadap bayi sebagai berikut: "Bayi-bayi yang disula tak sempat menangis karena mereka kesakitan yang amat apabila ujung kayu menembus.


Pada tahun 1456, Dracula membakar hidup-hidup 400 pemuda Turki yang sedang belajar di Wallachia. Mereka ditangkap, ditelanjangi, lalu diarak keliling kota sebelum akhirnya dimasukkan ke dalam sebuah aula. Aula tersebut kemudian dibakar dengan ratusan pemuda Turki di dalamnya. Aksi brutal lainnya terjadi saat penobatan kekuasaannya, ketika para petani dan fakir miskin Muslim di Wallachia dikumpulkan untuk sebuah jamuan makan malam di salah satu ruangan istana. Tanpa mereka sadari, pintu ruangan tersebut dikunci dari luar, dan kemudian ruangan itu dibakar.

Dendam Dracula terhadap Turki dan Islam semakin menjadi. Untuk menyambut hari peringatan St. Bartholome, 1459, dia memerintahkan pasukannya untuk menangkapi para pedagang Turki yang ada di Wallachia. Dalam waktu sebulan terkumpullah 30 ribu pedagang Turki beserta keluarganya. Para pedagang yang ditawan ditelanjangi lalu digiring menuju lapangan penyulaan. Lalu mereka disula satu persatu.

Aksi kejam lainnya adalah dengan menyebar virus penyakit mematikan ke wilayah-wilayah yang didiami kaum Muslimin. Dia juga memerintahkan pasukannya meracuni Sungai Danube. Ini adalah taktik Dracula untuk membunuh pasukan Turki yang membangun kubu pertahanan di selatan Sungai Danube. Disinilah peperangan dimulai, Sultan Muhammad Al-Fatih mulai mempersiapkan pasukannya untuk menginvasi Wallachia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun