Di sepertiga malam yang bisu,
Ketika bintang bersembunyi di balik dinginnya rintik sendu,
Ada jiwa yang terseok,
Di lorong gelap, hampir tak sanggup lagi berteriak.
Langkah mulai berat,
Terbebani oleh luka lama yang tak kunjung sembuh,
Seperti kapal tua yang terombang-ambing di lautan amarah,
Namun tak karam, hanya terluka.
Fajar menyingsing, menembus kabut duka,
Secercah cahaya mulai terlihat dihadapan mata,
Membawa harapan di setiap sinar lembutnya,
Menggugah mimpi-mimpi yang hampir sirna.
Kini mulai sadar tak lagi berjalan sendiri,
Ada kekuatan dari seberkas harapan dan mimpi,
Biar terseok, biar tertatih,
Fajar kejayaan lah yang membuat jiwanya bangkit.
Kini,ikatan yang hampir runtuh itu mulai bangkit,
Menemukan Fajarnya yang telah lama direnggut kembali
Fajar bukan hanya perihal kejayaan di esok hari,
Namun tentang kebangkitan dari luka yang tersembunyi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H