Ketika semangat mulai tinggi, itulah diri yang maksimal. Ketika diri mampu memaksimalkan, maka menjadi hebat. [caption id="" align="alignnone" width="213" caption="diambil dari google.com"][/caption] Hebat, perlu adanya suatu masukan. Dan juga pengeluaran yang seimbang. Dirimu pernah hebat, tetapi apa yang kau hasilkan? Setelah hebat, kau bangga sangat akan kehebatanmu, kau koar-koar akan apa yang telah kau perbuat sebelumnya, dan kau merendahkan diri yang lain. Padahal diri itu mungkin lebih hebat darimu. Ini adalah bentuk pemasukan yang kecil, tetapi pengeluarannya berlebih. Berbalik keadaannya ketika kau sangat hebat, dan memang diakui. Tetapi, kau merasa rendah diri, minder, dan tak berbuat apa-apa lagi. Kau yang sebenarnya hebat, karena ketidakyakinanmu, maka kau bisa terbuang. Dan, sia-sia. Inilah, pemasukan banyak, pengeluaran sangat sedikit. Berbeda pula dengan kesetimbangan pemasukan dan pengeluaran. Kau yang hebat, maka kau berkontribusi tanpa kesombongan hati. TAK PERLU MENJADI PAHLAWAN YANG HARUS DIKENAL, TIDAK PERLU KOAR-KOAR DAN RIYA', KARENA ALLAH MAHA TAHU APA YANG TELAH ANDA PERBUAT. Puput Raka Herawan Pondok Karya, Bintaro
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H