Mohon tunggu...
Raka Aprillia Eka Putra
Raka Aprillia Eka Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

LKBHMI Ciputat Menggelar Diskusi dengan Tajuk "77 Tahun HMI: Saatnya Bubar?"

16 Februari 2024   04:01 Diperbarui: 16 Februari 2024   04:43 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
LKBHMI Ciputat dengan Tajuk 77 Tahun: Saatnya Bubar? Pada 9 Febuari 2024

Tanggal 9 Febuari 2024 LKBHMI Ciputat mengadakan sebuah diskusi dalam rangka menyambut hari lahir HMI yang ke 77 Tahun. Dimana pada diskusi kali ini mengambil tajuk "77 Tahun HMI: Saatnya Bubar?". Pengambilan tajuk tersebut bukan tanpa alasan.

 Ada beberapa poin yang diperhitungkan. Pertama, melihat banyaknya permasalahan yang terjadi di Indonesia belakangan ini Mahasiswa terutama kader HMI kurang nampak di publik maupun media. Kedua, pertanyaan mengenai posisi kader HMI di masyarakat khususnya dari jaman pra maupun pasca reformasi. Hal demikian mengundang pertanyaan lanjutan apakah organisasi mahasiswa yang dibangun dengan nafas semangat dan perjuangan ini masih patut dipertahankan atau dibubarkan.

 LKBHMI pada diskusi ini mengundang dua narasumber hebat dengan metode diskusi interaktif dimana semua kader dapat bertanya, menanggapi, maupun berkeluh kesah tentang HMI di hari ini. Diskusi diawali dengan Kanda Andi Syafrani berbicara dengan beberapa poin yang dapat diambil. 

Kanda Andi kemudian menceritakan mengenai HMI di jamannya. Dimana hari itu mahasiswa belum banyak kebutuhan praktis, dimana hari itu buku-buku dan papan tulis masih menjadi teman akrab kader HMI di perkuliahan. "buku-buku karangan Ali Syari'ati, Tan Malaka, dan sebagainya akrab sekali kita baca bersama teman-teman. Tidak ada yang menghakimi Syiahlah, atau komunislah. Itu yang menjadi pijakan untuk di bawa keluar kampus nanti." Ucapnya. Kemudian juga permasalahan gadget dan game menjadi faktor dalam kemunduran intelektual ciputat, diperlukan reformasi semangat belajar dari mahasiswa khususnya yang tergabung dalam organisasi seperti HMI. Jadi apakah HMI hari ini harus dibubarkan? 

"Saya masih melihat semangat dari teman-teman mahasiswa, sekiranya ini dapat dijadikan faktor mengapa HMI hari ini belum perlu dibubarkan. Ciptakan tempat yang baik, yang ramah bagi semuanya, kemudian metode belajar yang tidak kaku sehingga orang tidak bosan". 

Selanjutnya adalah Kanda Husnul Qari yang merupakan kader HMI Ciputat yang sekarang sudah merangkup ke dalam Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI). Ada beberapa poin menarik yang disampaikan oleh kanda Qari. Kanda Qari pertama-tama berbicara tentang HMI secara kader yang selalu terlibat dengan politik. "Kalau tadi bang Andi Vibesnya positif, kalau saya akan ngomongin negatifnya HMI".

HMI dari zaman dahulu sampai sekarang tidak pernah lepas dari yang namanya politik. Dampak kemunduran dapat dilihat ketika mahasiswanya lebih pandai mengolah dari pada belajar. Terlalu banyak hal pragmatis yang ditampilkan. Titipan kader LK2 di cabang-cabang, Proposal yang dilebih-lebihkan dan masih banyak lainnya yang tidak mungkin dimasukkan dalam tulisan ini. Kemudian intervensi dari pemerintah juga menjadi faktor yang krusial karena yang diincar oleh pemerintah adalah Ketua Umum Cabang.

Dapat dilihat dari media media, bahwa HMI cabang Surabaya mendeklarasikan pemilu satu putaran, kemudian dari kasus konslidasi aliansi mahasiswa yang dirusuh oleh segelintir preman, yang ketika dicrosscheck ternyata salah satunya adalah Ketua Umum HMI Cabang Jakarta Selatan IV. Hal ini merupakan pemandangan yang ironi. Dimana seharusnya HMI adalah antitesa guna menjawab isu-isu yang marak beredar, hari ini justru banyak dari kader HMI yang menjadi bagian dari pihak yang berkuasa.

Kemudian Kanda Qari menjelaskan bahwa orang yang terlibat dengan HMI hanya terbagi sebanyak tiga jenis. Pertama adalah orang yang hidup karena HMI, kedua adalah orang yang mencari hidup dari HMI, dan yang ketiga adalah orang yang menghidupi HMI. "apa contoh orang yang hidup karena HMI, coba lihat OB yang bekerja di Sekret PB, nah itu contoh orang yang hidup karena HMI. Ia belum tentu HMI, tapi ia hidup karena HMI" Ucapnya. Selanjutnya orang yang mencari hidup dari HMI. "Proyek-proyek itu banyak yang masuk ke kader HMI, untuk setingkat cabang atau Pengurus Besar. Itulah mengapa banyak orang berebut menjadi Ketua PB atau Cabang, karena memang menjanjikan".

yang ketiga adalah orang yang menghidupi HMI. "Contohnya ya teman-teman ini, datang tidak dibayar dan ikhlas, masih idealis. Kalian-kalian yang menghidupi HMI sampai hari ini". Kemudian Kanda Qari menjawab pertanyaan apakah HMI hari ini patut dipertahankan ataukah dibubarkan. "Tidak, tidak perlu dibubarkan. Kenapa? Karena masih ada kalian-kalian ini. Orang orang yang menghidupi HMI. Orang-orang yang rela tidak dibayar untuk mendegarkan orang bicara, masih semangat belajar dan baca buku, saya kira masih punya harapan untuk HMI kedepannya.". Kemudian diskusi itu diakhiri dengan tepuk tangan dan foto bersama.

Jadi ada beberapa poin yang dapat disimpulkan dari diskusi 77 Tahun HMI: "Saatnya Bubar?" 

  • HMI di jaman dahulu dengan jaman sekarang tentu berbeda. Kebutuhan, metode belajarnya pun berbeda, sesuaikan apa yang dibutuhkan sehingga HMI akan relevan di setiap jaman.
  • Terlalu banyak hal-hal pragmatis yang menghilangkan idealis kader-kader HMI hari ini. Sehingga menurunkan kadar intelektual kader HMI dari jaman ke jaman.
  • Sebagai mahasiswa dan kader HMI, diwajibkan untuk menghidupi HMI dengan rasa syukur dan Ikhlas. Karena hanya dengan itulah HMI dapat berdiri sampai hari ini. Hal tersebut tidak lepas dari tujuan HMI yaitu Terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun