REVIEW ARTIKEL DALAM JURNAL ILMIAH
Identitas Siswa:
Nama : Kadek Raka Pramana
Nim : 2012091007
Jurusan : Filsafat Timur
Nama Jurnal SANJIWANI: Jurnal Filsafat Vol. 12 No.1, 20 Maret
Judul artikel : Filsafat Ketuhanan Vaiava dari Perspektif Pemikiran Caitanya Mahprabhu: Ajaran Acintya Bhedbheda dan Budaya Ibadah dalam Teks Śrī Śikṣāṣṭakam.
Pengarang Ni Kadek Surpi
Metode : Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah metode kualitatif yang berfokus pada teks. Informasi yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan, informasi kualitatif dalam bentuk teks, diverifikasi oleh kegiatan filologi.
Ringkasan Artikel : Sri Caitanya Mahaprabhu tinggal di Nawadwipa, Benggala Barat, India sekitar 500 tahun yang lalu. Walaupun Sri Caitanya sangat terkenal sebagai seorang sarjana di masa mudanya, namun beliau hanya menyisakan 8 syair yang disebut Siksastaka. Kedelapan ayat ini dengan jelas menyatakan misi dan ajarannya, tetapi diyakini karena kecerdasannya seperti yang ditunjukkan dalam 8 ayat ini.
Vaiava crya umumnya menolak pandangan filosofis akara dalam konsep my vda dan jaganmithytva, atau kepalsuan keberadaan dunia. Begitu pula dengan gagasan impersonal tentang Tuhan, di mana Tuhan Yang Maha Esa tidak dapat diwujudkan. Akan tetapi, masih ada perbedaan doktrin antara crya Vaiava mengenai Brahman, Jiva, dan cara mencapai pembebasan. r Caitanya Mahprabhu menyelaraskan dan menyatukan berbagai konsep, termasuk mengadopsi beberapa gagasan akara, yang dibangun di atas konsep Acintya Bhedbheda.
Dia mengklaim bahwa ada perbedaan yang tidak dapat dipahami dan perbedaan yang tidak dapat dipahami. Seperti crya yang dikenal sebagai pembaharu tubuh Vaiava, Caitanya juga membangun konsepnya dengan cara yang egaliter, mengistimewakan kelahiran seseorang sehingga setiap orang dapat diterima sebagai bagian dari gerakan keagamaannya yang luar biasa.
Objek formal : Ilmu Filsafat Ketuhanan
Objek Material : Perspektif Pemikiran Caitanya Mahprabhu mengenai Doktrin Acintya Bhedbheda dan Budaya Bhakti dalam Teks r ikakam.
Pandangan Pendidikan : Melalui artikel ini dapat dipelajari bahwa pemahanan konsep Tuhan dengan penalaran sangat membantu untuk jaman ini dibandingkan menggunakan dogma dan apologi. Sehingga, filsafat ketuhanan sesungguhnya dapat menjadi kekuatan dari Sanatana Dharma, mengajarkan kita untuk beriman itu tidak ngawur, tidak membabi buta. Bahwa beriman kepada Tuhan berarti terus mencari pengertian tentang Tuhannya
Keunggulan : Keunggulan dari artikel ini memberikan pelajaran dan pengajaran mengenai pandangan atau pemikiran Caitanya Mahaprabhu mengenai Acintya Bhedabheda dan Budaya Bhakti.
Kelemahan : ada beberapa kata yang kurang di pahami mengingat yang akan melihat jurnal tidak hanya kalangan akademisi Kuliahan jadi sebaiknya di buat lebih praktis dalam segi kata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H