Mohon tunggu...
𝐀𝐑𝐘𝐀 𝐁𝐔𝐌𝐈
𝐀𝐑𝐘𝐀 𝐁𝐔𝐌𝐈 Mohon Tunggu... Seniman - 𝐁𝐔𝐌𝐈 𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀, 𝐒𝐀𝐒𝐓𝐑𝐀, 𝐏𝐔𝐈𝐒𝐈

𝐉𝐀𝐆𝐀 𝐓𝐀𝐍𝐀𝐇 𝐉𝐀𝐆𝐀 𝐀𝐈𝐑 𝐉𝐀𝐆𝐀 𝐁𝐔𝐌𝐈

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gadis, Lubang Buaya dan Angkringan

30 April 2024   13:53 Diperbarui: 30 April 2024   14:00 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku dikecam pertanyaan
hujatan keresahan
di tenda payung suatu bahasa

Dua orang duduk sambil memangku dagu
berbisik penjual kopi angkringan
pinggir jalan dekat persawahan
lubang buaya itu di mana
(sambil membenahi kerah baju)

Jalanan macet semua ambil posisi
terdepan, saling menghadap tantangan
waktu saling berlomba mencari jawaban
anak gadisnya mau dilamar
oleh chairil si pengangguran

Anakku masih perawan desa
bapaknya membela pembenaran stigma
lihat buah dada yang masih ranum
belum sampai tuan tanah membajak
apa kau siap menghadapi banyak tanya
kelak! rahimnya akan mencari makna

Kopi sudah diseduh
penjual angkringan sahut lagi
dengan rasa penasaran
sepulang dari ibadah kesiangan
"kapan Tuhan bikin event nasional,lagi"

Besoknya, lubang buaya berlubang kembali
tukang cuci pakaian ikut kelarisan
angkringan di pinggir sawah tidak buka
bukan sebab modalnya kebangkrutan
si gadis justru bertelanjang diri
dan chairil membuka kembali revolusi
lewat jalan-jalan puisi

2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun