Mohon tunggu...
Rajwa Nurul Aini
Rajwa Nurul Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

A Lifelong Learner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hidup Sederhana, Santai, dan Bersyukur: Kisah Leman, Buruh Serabutan yang Menginspirasi

21 Desember 2024   22:47 Diperbarui: 21 Desember 2024   23:08 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Buruh Harian Lepas (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Di tengah sibuknya kehidupan individu yang berjuang mencukupi kebutuhan hidup, nyatanya masih ada beberapa orang yang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar. Oleh karena itu, kami telah mewawancarai berbagai narasumber yang kami temui di sekitar Kota Serang, khususnya di luar area kampus FKIP Untirta.

Salah satunya adalah Pak Sulaiman atau yang akrab dipanggil Pak Leman, seorang pria berusia 45 tahun yang sehari-hari bekerja serabutan sebagai buruh harian lepas untuk menghidupi keluarganya yang terdiri dari dua orang anak. Meskipun tekun bekerja, Pak Leman sering kali kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, tempat tinggal, kesehatan, dan pendidikan.

Berikut adalah hasil wawancara kami dengan Pak Leman, yang memberikan gambaran nyata mengenai tantangan hidup yang dihadapi sebagian orang di Kota Serang.

Pak Leman seorang buruh yang berusia 45 tahun, menafkahi istri dan 2 anak di rumahnya dengan penghasilan 70 ribu rupiah perhari, uang itu belum mencukupi kebutuhan sehari hari untuk keluarganya karena istrinya yang sebagai Ibu Rumah Tangga. Kekurangan itu tidak membuat pak sulaiman terbebani karena Pak Leman menjalani hidup dengan percaya dan ikhlas berpasrahkan diri kepada Allah bahwa rezeki akan selalu ada, dan keluarga beliau pun menerima apa adanya dari kekurangan tersebut.

Sikap Pak Leman yang ikhlas dalam menjalani tugasnya sebagai kepala keluarga dengan penuh tanggung jawab, meskipun penghasilan tidak mencukupi. Hal ini menunjukkan keikhlasan dalam menerima ketentuan Allah. Pak Leman juga percaya bahwa Allah akan selalu menyediakan rezeki untuk keluarganya, dan ini lah bentuk keyakinan yang mendalam kepada Allah setelah usaha maksimal yaitu sikap tawakal. Keluarga Pak Leman juga menerima kekurangan dengan ikhlas dan bersyukur. Sikap ini menjaga kebahagiaan mereka meskipun secara materi terbatas.

“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka….” (QS. At-Talaq: 2-3)

Sikap tawakal seperti Pak Leman menunjukkan keyakinannya bahwa Allah akan memberikan jalan keluar atas kesulitan hidupnya.

Kesimpulan

Pak Leman, seorang buruh serabutan berusia 45 tahun, menjalani kehidupan sederhana bersama keluarganya yang terdiri dari istri dan dua anak. Dengan penghasilan harian sekitar 70 ribu rupiah, ia berusaha memenuhi kebutuhan sehari-hari, khususnya makan tiga kali sehari. Meski penghasilan tersebut terasa kurang, semangat kebersamaan keluarga dan dukungan istrinya, yang juga mengelola rumah tangga, menjadi kekuatan utama mereka.  

Motivasi hidup Pak Leman terletak pada prinsip "hidup dibawa santai" dan menerima apa yang ada dengan syukur. Meskipun hidup penuh tantangan, ia percaya bahwa kecukupan dapat diraih melalui penerimaan dan rasa syukur. Dari kisah ini, kita belajar untuk menghargai kebersamaan keluarga, menjalani hidup dengan sederhana, serta senantiasa bersyukur atas apa yang kita miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun