Sudah tidak asing lagi bagi kita tentang masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi oleh bangsa Indonesia masih banyak berpengaruh dari tahun ke tahun dan menjadi salah satu Negara yang masih banyak mayoritas mengalami kemiskinan dibeberapa provinsi. Indonesia sendiri merupakan Negara termiskin dengan peringkat 88 dari 100 negara menurut World Bank tahun 2020. Mengapa Indonesia menjadi salah satu  Negara termiskin dari 100 Negara? padahal Indonesia merupakan Negara yang sangat luas akan sumber daya alam dan manusianya, namun sampai saat ini 3 hal yang membuat Indonesia terpuruk dari Negara-negara lain yaitu ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Beberapa pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia masih sangat minim, karena adanya kendala dalam fasilitas dan jauh dari pemukiman yang masih tergolong jauh untuk melakukan pengobatan di rumah sakit serta minimnya tenaga kesehatan yang ada di pedalaman daerah terpencil. Ditambah pula dengan pengetahuan masyarakat sekitar yang kurang tentang kesehatan juga masih rendah, sehingga pelayanan dan fasilitas masih kurang dimanfaatkan atau lebih tepatnya berobat dengan cara tradisional. Namun, semua ini kembali lagi kepada pemerintah bagaimana mengupayakan pelayanan kesehatan di Indonesia serta sikap pemerintah dalam bertindak agar masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas atau pelayanan kesehatan secara gratis, ya paling tidak masyarakat dapat merasakan pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau bagi masyarakat itu sendiri.
Kesehatan menjadi salah satu faktor utama Negara dalam menyimbangkan perekonomiannya, dikarenakan dengan kepedulian masyarakat tentang kesehatan dapat menaikkan derajat dari segi ekonomi bahkan pendidikan, hal itu menjadi tolak pikir yang harus dimiliki setiap masyarakat dengan peduli akan kesehatan, karena dengan kesehatan masyarakat sendiri bisa menjalani kegiatan sehari-hari, maka dari itu kesehatan menjadi faktor utama yang dapat mempengaruhi bagi masyakat itu sendiri. Jika dilihat dari tahun 2020 pelayan kesehatan yang ada di Indonesia masih jauh dari kata baik, diakibatkan oleh kasus virus Covid-19 yang melanda beberapa Negara dan menjadi salah satu wabah terbesar yang ada di dunia.
Tingkat pelayanan kesehatan yang ada dirumah sakit di Indonesia masih tergolong relatif rendah, ini membuat masyarakat Indonesia menjadi kendala dalam proses pelayanan. Beberapa pasien yang menderita suatu penyakit berat banyak dari pihak rumah sakit yang meminta kepada pasien agar menunggu pelayanan atau menunggu antrian hingga berbulan-bulan lamanya, serta lebih mengutamakan proses administrasi dibandingkan dengan melayani pasien terlebih dahulu. Akibatnya banyak masyarakat Indonesia lebih memilih untuk berobat atau memilih pelayanan kesehatan di luar negeri seperti salah satu Negara tetangga Indonesia yaitu Malaysia atau di Negara-negara luar dengan proses pelayanan kesehatan lebih bagus dan fasilitas yang sangat baik  di bandingkan dengan Indonesia. Agar tidak ada kesalahan dalam mendiagnosis penyakit. Obat yang diberikan juga harus sesuai dengan penyakit pasien dan peralatan medis di rumah sakit harus dilengkapi fasilitas yang baik. Selain itu, dirumah sakit diharapkan lepas dari isu malpraktek, karena malpraktek juga merupakan faktor yang dapat memicu masyarakat yang hendak ingin berobat di rumah sakit tidak jadi berobat karena adanya malpraktek.
Munurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan tertera bahwa rumah sakit harus mengutamakan keselamatan pasien di atas kepentingan yang lain. Artinya dengan undang-undang tersebut dan dibandingkan dengan kondisi kesehatan sekarang dari segi SDM, pelayanan, obat-obatan, material jauh dari kata membaik. Melihat dari undang-undang yang diterapkan oleh pemerintah maka sudah seharusnya kebijakan-kebijakan terhadap pelayanan kesehatan harus diutamakan, baik dari peran pemerintah maupun masyarakat.
Beberapa kebijakan yang sudah dirancang oleh pemerintah sebenarnya sudah sangat efektif, adanya akses pelayanan kesehatan secara gratis melalui BPJS guna menjamin masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan dan memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Namun, permasalahan dari segi defisit masih menjadi persoalan terhadap program yang dikeluarkan oleh pemerintah berupa Jaminan Kesehatan Nasional dan Kartu Indonesia Sehat. Hal ini dikarenakan salah satunya ketidakpatuhan masyarakat dalam membayar iuran serta belanja yang berlebihan.
Kebijakan lainnya yang menjadi persoalan terhadap pelayanan kesehatan berupa pengadaan fasilitas yang mana menjadi persoalan karena kurangnya kelola yang baik terhadap fasilitas yang dipakai untuk kesehatan, artinya jika kurangnya tata kelola yang baik terhadap pengadaan fasilitas dapat merusak pelayanan yang sudah dirancang dengan begitu efektif, namun pelayanan yang sudah dirancang begitu efektif tidak berjalan dengan baik, karena beberapa persoalan dari sisi masyarakat maupun pemerintah itu sendiri. Pelayanan kesehatan sendiri sangat berpengaruh terhadap kebijakan kesehatan yang dirancang dari RPJMN atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, hal ini begitu penting dikarenakan aspek pembangunan bukan hanya dari segi infrastruktur, namun juga berupa pembangunan kesehatan dalam upaya untuk meningkatkan kemauan serta kesadaran bagi masyarakat untuk terwujudnya derajat kesehatan masyarakat.
Dari sisi pelayanan dan kebijakan kita dapat melihat sasaran pokok yang menjadi dasar pembangunan kesehatan seperti status kesehatan dan gizi masyarakat dan akses air minum layak sudah sangat membaik. Jika kita melihat data angka prevalensi penurunan stunting menjelaskan bahwa angka stunting secara nasional mengalami penurunan sebersar 27,7 persen tahun 2019 menjadi 24,4 persen di tahun 2021. Artinya upaya pemerintah terhadap stunting sudah sangat efektif, namun upaya ini harus lebih ditingkatkan agar tidak terjadinya kenaikan kasus.
Dari sisi pelayanan dan kebijakan dapat dikatakan membaik, namun perlu dibenahi pada permasalahan standar kesehatan dasar yang mana masih belum sepenuhnya mendukung, contohnya saja masih kurangnya permasalahan sumber daya manusia dibeberapa puskesmas, bahkan puskesmas yang letaknya dipedalaman tidak aktif dan tidak berjalan, hal ini dapat memberikan akses kesehatan yang sulit kepada masyarakat yang tinggal dipedalaman yang mungkin jauh dari kota serta kurangnya tenaga dokter dan terjadinya malpraktek dimana-mana menjadi sebuah isu terhadap standar kesehatan dari tahun ke tahun, maka dari itu sumber daya manusia sangat diperlukan untuk memenuhi tenaga-tenaga kesehatan dalam upaya pelayanan kesehatan. Meningkatkan status kualitas kesehatan memang sangatlah sulit, dikarenakan berhadapan dengan masyarakat yang gaya hidup dan pola pikirnya sangat sulit untuk dirubah.
Bagaimana hal ini dapat diatasi, yaitu dengan pemerataan sumber daya manusia dan penerpan regulasi yang ketat serta adanya perhatian khusus terkait financial untuk kesehatan, perlu pembenahan pada program yang dianggap gagal dalam mencapai tujuan yang diharapkan serta memberikan pemahaman yang mudah dipahami oleh masyarakat, sehingga masyarakat tidak ambigu terkait kesehatan. Juga terkait peralatan-peralatan medis dapat dioptimalkan agar kedepannya pelayanan kesehatan dapat berjalan lebih efektif, sehingga kinerja dari tenaga-tenaga kesehatan dapat dilakukan secara optimal, artinya mereka dapat dengan mudah melayani masyarakat apabila peralatan medis disediakan dengan lengkap dan terpenuhi oleh pemerintah. Diharapkan kepada pemerintah agar dapat melakukan komunikasi yang kemudian menjadi kolaborasi bersama masyarakat untuk memecahkan permasalahan pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia.
