JEPARA-Sejak kemunculannya pada 2011 fenomena ojek online (Ojol) telah menuai banyak pro dan kontra. Ada yang merasa sangat terbantu dan ada yang merasa cukup dirugikan seperti ojek pangkalan (Opang). Di beberapa daerah terutama di kota besar konflik antar jasa ini bahkan pernah berujung pada aksi kekerasan.Â
Di Jepara sendiri keberadaan jasa Ojol masih terbilang cukup baru.Azizus Salim (33) salah satu driver Ojol mengatakan bahwa Opang dan Ojol di Jepara saling bertoleransi dalam hal mengambil penumpang. "Kita (para ojek online) sebelum buka akses di Jepara pertama-tama konsultasi terlebih dahulu dengan Opang," ungkapnya kepada Tim Hunting Berita UNISNU pada Kamis (1/11).Â
Pria asal desa Siripan ini juga menyampaikan bahwa dari hasil negosiasi tersebut terdapat beberapa 'zona merah' dimana Ojol tidak boleh mengambil penumpang disana. "Seperti di Alun-alun Jepara ini kita tidak boleh ambil penumpang disini dari jam 3 sore sampai jam 5 pagi kecuali untuk ambil pesanan makanan dan paket masih boleh," ujarnya.Kendati demikian masih ada beberapa driver baru yang tidak mengetahui zona-zona merah tersebut .Â
"Ya kadang ada driver baru yang tidak tahu dan mengambil penumpang di tempat yang dilarang dan itu nanti imbasnya ke semua driver Ojol," tandasnya. Ia juga menghimbau agar para driver baru untuk bergabung dengan komunitas sesama Ojol di Jepara. Selain untuk saling berbagi pengalaman hal ini juga dimaksudkan agar driver Ojol baru mengetahui tempat-tempat dimana mereka tidak boleh mengambil penumpang serta mencegah adanya konflik antara Ojol dan Opang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H