Mohon tunggu...
sentot wicaksono
sentot wicaksono Mohon Tunggu... -

Owner at rajinrapi tailor. Member at Honda Tiger Club Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Fenomena Anarkisme Jalanan

15 Oktober 2014   07:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:58 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari lalu saya membaca tweet dari @endmastuti yang mengeluhkan mobilnya yang rusak karena ulah salah satu club motor didaerah kediri.tweet itu mendapat respon yg sangat beragam.
Tapi sebenarnya hanya ada dua hal dari isi balasan tweet @endmastuti.
Pertama,pengguna roda empat yang selama ini menaruh dendam dan kebencian terhadap gerombolan pengguna motor yang anarkis.
Kedua,pengguna roda dua yang masuk dalam kategori bikers,penghobi touring, dimana mereka merasa disudutkan oleh cara pandang yang salah karena ulah beberapa club yang anarkis.
Sebenarnya ini cerita lama,yang terjadi berulang ulang.setiap kali terjadi dan kasus diunggah ke media sosial,kedua kubu ini berseteru dan berdebat lagi.begitu seterusnya.
Bahkan menurut saya,terjadi dendam diantara kedua kubu didunia nyata,dijalanan.
ketika pengguna roda empat merasa pernah 'diganggu' oleh bikers yg anarkis,maka mereka akan bertindak sama kepada bikers yang lain yang belum tentu anarkis.
Saya yang kebetulan tergabung dalam club motor sebagai sarana hobi,pernah terkaget kaget ketika tiba tiba ada mobil yang dengan sengaja mengibaskan mobilnya kearah saya dengan maksud memprovokasi.mungkin si pengemudi melihat style motor saya yg khas bikers.dan yang pasti,si pengemudi pernah menjadi korban 'anarkisme jalanan' oleh segelintir orang yang lebih pantas disebut gank motor.
Saya yakin,pembaca ada disalah satu kubu yang saya maksud.ini adalah 'perang dingin' yang sangat tidak pernah dibicarakan secara khusus oleh pihak terkait.
Saya hanya penulis pemula,yang tidak tahu apa point dan kemana arah tulisan saya. yang pasti,kalimat "menghargai sesama pengguna jalan" harus lebih kita pahami dan kita aplikasikan.meskipun saya dan anda tahu,itu tidak mudah.
Seperti biasa,bicara lebih mudah daripada beraksi.salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun