Mohon tunggu...
Desi Trilanasari
Desi Trilanasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Psikologi UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Karena Corona, Psikosomatikku Muncul

17 November 2021   23:01 Diperbarui: 17 November 2021   23:11 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Indonesia kebakaran jenggot sudah satu setengah tahun semenjak covid 19 menyerang dunia. Informasi tentang penjelasan, gejala, hingga penanganan covid 19 yang dipublikasikan secara luas. Banyak teman- teman, sahabat, keluarga, tetangga bahkan diri kita sendiri malah merasakan hal hal yang sama seperti gejala covid 19. Apakah itu artinya kita mendapati virus itu ada ditubuh kita?

Sebelum itu kita masuk dulu kepenjelasan Covid 19. Coronavirus yang masih mewabah ini memiliki 2 nama official yaitu: nCoV dan SARS CoV2. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini disebut covid 19. Sebagian besar penyakit infeksi akibat virus baru yang terjadi dimanusia sebenarnya virus yang berada dihewan, seperti flu burung, flu babi, dbd, rabies dll. 

Asal muasal nCoV ini adalah dari kelelawar yang memang hewan liar yang mengandung coronavirus dalam variasi paling beragam dan malah dikonsumsi sebagai makanan orang Wahan China sehingga virus itu beradaptasi ditubuh manusia. Virus ini menyerang bagian paru- paru ,penularannya sangat cepat karena lewat lendir pernafasan orang yang terpapar dan tanpa kita sadari keluar saat bernafas biasa sekalipun. Lender ini bisa hidup dimana saja seperti ditangan, meja, gagang pintu dan benda lainnya. Dengan mudahnya masuk kerongga- rongga tubuh orang lain dan menyebabkan banyak orang dengan mudah tertular. Penjelasan dari Dr. Made Krisna.

Haram nya kelelawar bermula dari hadist shahih yang diriwayatkan Ibnu Umar, bahwa Rasulullah melarang membunuh kelelawar. Bunyi hadist seperti berikut, yang artinya :"janganlah kalian membunuh katak. Sesunggunya kicauannya adalah tasbih. Dan janganlah kalian membunuh kelelawar. Sebab, ketika Baitul Maqdis dibakar, kelelawar itu berdoa kepada Allah Ya Tuhan kami, kuasakan kami atas lautan sehingga aku bisa menenggelamkan mereka" (As-Sunah Ash --Shaghir, Juz 4 , Halaman 59). Menurut ulama Syafi'iyyah berpandangan bahwa larangan membunuh suatu hewan menunjukan pula keharaman mengkonsumsinya. Jadi islam sudah mengingatkan keharaman untuk tidak mengkonsumsi kelelawar.

Golongan corona virus dan virus penyerang system pernapasan bersifat self limiting yang artinya dengan sitem kekebalan tubuh kita miliki, sebenarnya biasa mengalahkan virus tersebut. Sebagian obat- obat virus yang telah ada sifarnya hanya membantu mempercepat penyembuhan. Tanpa obat-obat tersebut virus dapat dikalahkan dengan system kekebalan tubuh kita jika kekebalan tubuh kita optimal. Tapi karena adanya kecemasan yang berlebihan malah bisa menyebabkan imun ditubuh menjadi berkurang karena terkuras.

Dokter dari The International Psychology Clinic, Dr. Martini Paglia mengatakan sangat mungkin banyak orang bergejala mirip virus corona hanya karena kecemasan. Ketika kita merasa terancam maka adrenalin tubuh kita akan mengalir dengan cepat. Dengan begitu tubuh kita merespon dengan nyeri dada, sesak napas, merasa demam, sakit perut, pusing dan gejala gejala ini hampir  mirip dengan gejala covid 19. Kita malah mengdiagnosis diri kita terjangkit penyakit itu.

Padahal belum tentu gejala yang tiba tiba muncul itu adalah sebab dari virus corona biasa jadi karena kita terlalu merasa cemas, panic dan kekhawatiran yang berlebihan malah mendapati terpicunya psikosomatik kita muncul. Psikosimatik menurut kartono dan gulo (1987) adalah gangguan fisik yang disebabkan oleh tekanan -- tekanan emosional dan psikologis akibat kegiatan psikologis yang berlebihan dalam mereaksi gejala emosi. 

Emosi yang kita bahas disini adalah rasa takut yang berlebihan mengenai virus corona. Menurut Teori Kelemahan Organ (Theory Of Somatic Weakness) gangguan psikosomatis akan terjadi pada seorang yang mempunyai organ yang biologis sudah lemah atau peka. Kelemahan ini bias terjadi karena factor genetic, penyakit atau luka sebelumnya.

 Gejala psikosomatis ini ditandai dengan adanya keluhan fisik yang beragam seperti sakit perut, sulit bernafas, jantung berdegup kencang, nyeri dada, pusing, berkeringat, sakit kepala, mudah ngantuk menurut Hakim (2004). Salah satu gejala hampir sama dengan gejala covid 19. Banyak orang yang salah menafsirkan gejala ini dan berakhir dengan mendiagnosa diri sendiri/ sel diagnosis, padahal itu tidak boleh. Kesalahan diagnosis dapat menyebabkan kewaspadaan perilaku, meningkatkan kecemasan dan perilaku ekstrim. Cemas itu wajar, waspada juga harus tapi semua yang berlebihan memang tidak dianjurkan dan malah membawa dampak buruk bagi kehidupan.

Oleh karena itu, sebaiknya kita tidak perlu terlalu cemas karena akan berdampak lebih bahaya untuk tubuh kita. Bukan kita sakit karena korona malah kita terpapar penyakit yang lain seperti imun yang turun, stress, panic dan malah memimbulkan penyakit penyakit yang lain. Bahaya jugakan. Allah Ta'ala berfirman:"(Yaitu) orang- orang yang beriman dengan hati yang tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram." (QS. Ar-Ra'du:28). Yuk belajar mengelola diri dan juga emosi untuk kehidupan diri yang lebih baik. Jangan lupa bersyukur serta berdoa untuk keselamat dan kesehatan kita semua.

Karya: Sabty Pinihanti Prodi Psikologi UIN Walisongo Semarang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun