Seorang akedemisi yang dewasa sejatinya harus memahami potensi dirinya dan akan berupaya menggunakan potensi dirinya itu untuk melakukan kegiatan positif, kreatif, inovatif dan bermanfaat bagi lingkungannya.Â
Orang yang dewasa, apabila disertai dengan kegiatan belajar yang tepat, pikirannya akan berkembang untuk menemukan prinsip-prinsip dalam sesuatu yang dihadapinya.Â
Sedangkan orang yang belum dewasa memiliki pandangan bahwa setiap kenyataan diharapkan dapat menyenangkan dirinya. Kesulitan, kesusahan, kerugian, dan bahaya tidak perlu ada dalam setiap kehidupan. (Mungkin itu yang mendasari!)
Menulis adalah dedikasi, bukannya gengsi untuk dipandang semata atau hanya untuk memenuhi tuntutan semata. Harus diakui, tidak semua orang jago dalam hal menulis. Setiap individu memiliki kelebihannya masing-masing, maka dari itu kolaborasi perlu ada, dengan mengedepankan kejujuran, dan tujuan yang sama, yaitu untuk kepentingan kemajuan pendidikan.Â
Dosen sejatinya harus menjadi role model, menjadi mentor, menjadi partner dengan mahasiswa dalam memajukan pendidikan. Bukan sebaliknya!
Peran dosen menjadi pendamping dan pembimbing mahasiswa merupakan implementasi Kampus merdeka. Kemerdekaan akademik  (yang kolaboratif) sendiri diketahui menjadi prinsip pokok yang dianut oleh pendidikan tinggi di berbagai negara di dunia.Â
Mayoritas negara yang menerapkannya memiliki kualitas pendidikan yang maju. Jika dosen bisa menerapkan kelas kolaboratif dan memperbanyak praktek bersama mahasiswa ketika Kampus Merdeka diimplementasikan. Maka tujuan Kampus Merdeka tersebut akan tercapai.
Dalam banyak teori dan praktik pendidikan, posisi dan peran peserta didik sering tidak mendapat perhatian yang adil dan wajar. Hal tersebut juga, ketika peserta didik telah diberikan sebuah peran atau posisi tertentu, segera saja ia dilupakan begitu saja sebagai manusia.Â
Padahal, penerimaan dan penghargaan peserta didik yang pertama-tama sebagai manusia inilah, yang sesungguhnya akan memberikan dimensi yang lain dan sangat kaya dalam penyelenggaraan pendidikan.Â
Boleh dikatakan, penerimaan dan penghargaan itu nyaris menjadi kunci dari hampir segala permasalahan. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi tenaga pendidik dan masyarakat sejak awal memperlakukan peserta didik ini sebagai sungguh manusia, kendati pun ia masih muda. Baik itu dalam pemahaman fisiologis, psikologis maupun juridis kemasyarakatan.
Pola pikir pendidikan kita sejatinya harus mulai berkembang, tidak malah stagnan. Dosen menjadi penggerak, mahasiswa harus juga mau bergerak, sehingga terjadi peningkatan pengalaman dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.Â