Mohon tunggu...
Raja Rico Afnan Arinal Haq
Raja Rico Afnan Arinal Haq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa tingkat akhir di salah satu PTN di Bandung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengelolaan Sampah Organik yang Diolah Menjadi Pupuk Kompos dan Pakan Maggot

23 Agustus 2022   19:34 Diperbarui: 23 Agustus 2022   19:37 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah Organik. Dokpri

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dampak negatif yang diakibatkan oleh sampah organik adalah potensi bahaya terhadap kesehatan sehingga menyebabkan berbagai penyakit. 

Sampah yang dibuang ke air juga dapat berdampak pada kesehatan lingkungan perairan. Semakin lama sampah terkena air, maka warna dan bau air sungai berubah, difusi bahan kimia dan mikroorganisme yang terbawa oleh air hujan, dan penyerapan zat berbahaya yang dapat mencemari sumur dan sumber air. 

Namun sisi lain sampah dapat diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat, kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya.

Antapani Tengah memiliki jumlah penduduk 11.778 jiwa yang didominasi oleh pegawai negeri dan pegawai swasta. Beberapa sarana prasarana untuk mengolah sampah di Anatapani Tengah yang menunjang kebersihan sampah masyarakat sangat dibutuhkan. 

Namun  hanya beberapa wilayah yang memiliki sarana dan prasarana untuk mengolah sampah organik yang cukup menunjang dengan pemukiman yang semakin padat. Bahkan diantaranya pengelolaan sampah di Antapani Tengah tidak setiap hari dilakukan. 

Sehingga kegiatan KKN yang dilakukan oleh kelompok 58 ini dilakukan untuk meningkatkan wilayah Antapani Tengah menjadi tempat pemukinan yang aman dan nyaman di Kota Bandung. 

Beberapa hasil dari pengolahan sampah organik yang dilakukan oleh kelompok 58 ini yaitu dijadikan sebagai pupuk kompos atau pupuk tanaman dan pakan maggot BSF dengan memanfaatkan siklus maggot yang dijadikan sebagai pakan ikan salah satunya untuk ikan lele, sehingga tempat pengolahan sampah yang terdapat di perkotaan itu tidak semata-mata hanya dipilah saja dan dipandang buruk tetapi jika dimanfaatkan dengan benar akan mengurangi tingginya jumlah sampah khususnya di kawasan Antapani Tengah. 

Warga Kelurahan Antapani memiliki antusias yang berbeda terhadap pengolahan sampah organik yang ada disetiap RW, Antapani Tengah terdiri dari 22 RW dan beberapa RW diantaranya sudah memiliki tempat pengolahan sampah organik. 

Khusus nya di RW 19 mereka sangat terbantu dengan adanya pengolahan sampah organik ini, karena mereka tidak perlu jauh-jauh membuang sampah ke TPU karena sudah disediakan tempat sampah organik dan anorganik di setiap rumah dan setiap hari petugas kebersihan tinggal membawa dan untuk sampah organik di antarkan ke tempat pengolahan sampah organik ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun