Indah sekali kota tua ini.
Dinding usang jadi jubah emasnya.
Beberapa kaca jendela tak lagi utuh.
Menggambarkan prilaku pribumi.
Di bawah langit yang membentang biru.
Aku resah ditengah-tengahnya.
Melihat jejak-jejak air yang berhenti pada seorang badut berbahagia.
Ku sentuh penasaran air itu, kurasakan penderitaan, ternyata air mata.
Ada apa kota tua ?
Merpati itu terdiam.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!