Mohon tunggu...
Raja Pangalengge
Raja Pangalengge Mohon Tunggu... -

Direktur Eksekutif POLIMER (Perhimpunan Olah Images & Ekstrak Digital) Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Oknum Pendidik itu 'Menodainya' Kembali

24 Februari 2014   19:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:31 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Merujuk kepada media news-online: http://id.berita.yahoo.com/siswi-smp-ini-dihamili-kepala-sekolahnya-172914500.html sekali kita sebagai masyarakat yang beradab dan menjunjung tinggi norma-norma sopan santun serta etika dan akhlak terenyuh, tertegun dan 'mengurut' dada mengapa justru orang yang sepatutnya mengawal pendidikan budi-pekerti bahkan 'bos' yang patut diteladani oleh kolega bahkan muridnya, melakukan hal yang tidak terpuji.

Walaupun kita sepatutnya memegang tinggi azas praduga tak bersalah, Presumption of Innocence, namun sungguh berita ini tidak boleh diremehkan. Begitu banyak posisi dan profesi serta pekerjaan yang semestinya mengawal transformasi nilai-nilai positip sesuai dengan 'track-nya' justru berbalik 180 derajat, sangat antagonis dan bertolak-belakang.

Sepatutnya setiap orang yang saat ini harus melakukan instropeksi diri, apakah menjadi guru, dosen, dokter, penegak-hukum, wakil-rakyat, dsb tsb adalah panggilan jiwa bukan semata-mata agar 'asap di dapur terus mengepul' atau 'mengisi kebutuhan perut' setiap hari. Patut menjadi instropeksi bagi Divisi Sumber Daya Manusia (persoanlia) sebagai pihak terkait yang melakukan rekrutasi dan pihak manajemen atau pemilik lembaga sebagai pihak yang menyetujui dan memutuskan untuk memberi keputusan dengan hati, pikiran visioner, dan jeli (dengan asumsi memang memiliki kompetensi untuk itu) serta bijaksana untuk menerima calon pegawai atau menerima promosi bawahan.

Apakah kita sebagai pendidik, guru harus tergoda oleh kebutuhan badan, nafsu besar, 'otak ngeres'; bapak/ibu dimana hati-mu saat seorang generasi muda yang semestinya akan menerima nilai-nilai amanah pengetahuan tetapi jatuh dalam penderitaan psikologis yang berkepanjangan. Orang tua adik itu sangat terpukul, sangat begitu sedih menerima kenyataan hasil watak 'kotor' sang oknum pendidik.

Kriminalkan setiap pendidik yang terbukti sah dan meyakinkan di depan hukum dengan sanksi seberat-beratnya. Sangat berdosa bila seseorang memahami bahwa apa yang dilakukannya tsb adalah salah namun tetap mau dan terus melakukannya.

Mengutip kembali berita dari media news-online yang lain: http://id.berita.yahoo.com/mengaku-ustaz-perkosa-remaja-17-tahun-024301332.html

Astaghfirullah!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun