Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kreatif! Kolaborasi "Mayit" dan Intrik Politik dalam Serial "Zona Merah"

10 Januari 2025   10:04 Diperbarui: 10 Januari 2025   17:24 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mari kita enyahkan Mayit (Sumber: dokumentasi Screenplay Films)

Nggak banyak serial yang selesai menonton episode perdananya, membuat saya kepengin lanjut, bahkan kalau perlu membeli "paket express" agar bisa nonton duluan. Salah satu yang berhasil membangkitkan semangat tersebut adalah serial Zona Merah karya Sidharta Tata dan Fajar Martha Santosa.

Serial ini berpusat dari karakter Risang (Andri Mashadi), seorang wartawan yang mendatangi Kabupaten Rimbalaya untuk melakukan tugas jurnalistik. Di sana, ia bertemu dengan Maya (Aghniny Haque), seorang perempuan yang berprofesi sebagai buruh pabrik yang tinggal bersama adik lelakinya, Adi (Devano Danendra).

Dalam tugasnya, lambat laun Risang menyadari ada sesuatu yang lebih besar yang bisa ia jadikan sebagai berita utama. Terlebih setelah penemuan mayat tanpa identitas yang bukan sekali dua kali saja ia saksikan. Dugaan ia sementara, kasus penemuan mayat ini berhubungan erat dengan Zaenal Effendi (Lukman Sardi), Bupati Rimbalaya.

Warnai series dengan kehadiran zombie

Salah satu keunikan Zona Merah adalah menghadirkan zombie sebagai tema utama cerita. Zombie atau lebih dikenal sebagai 'mayat hidup', sudah menjadi ikon tersendiri dalam budaya pop culture khususnya film. Beberapa contoh yang terkenal adalah World War Z, Resident Evil, Zombieland, hingga Train to Busan.

Ketidakasingan penonton terhadap hal ini boleh jadi membuat sajian tentang zombie tidak menarik lagi dan cenderung membosankan. Oleh karenanya, film perlu melakukan pendekatan dan modifikasi tersendiri, termasuk bagaimana syarat dan ketentuan seorang manusia bisa berubah menjadi zombie dalam serial tersebut.

Terkait hal ini, Zona Merah bisa dibilang berhasil meski ada beberapa bagian yang masih bisa disempurnakan lagi. 

Melibatkan banyak extras sebagai Mayit, Zona Merah terasa keseruannya (Sumber: dokumentasi Screenplay Films)
Melibatkan banyak extras sebagai Mayit, Zona Merah terasa keseruannya (Sumber: dokumentasi Screenplay Films)

Zona Merah memulai perjalanan zombie-nya yang film ini sebut dengan 'Mayit' lewat karakter seorang lelaki yang terluka. Ia mengobati luka dengan sekuntum bunga yang dipercaya bisa menyembuhkan lukanya. Alih-alih sembuh, lelaki tersebut malah berubah menjadi Mayit dan mulai menyerang manusia di sekitarnya.

Sebagai penonton, saya sudah tahu lelaki tersebut adalah zombie. Tapi bagaimana dengan karakter di film, mereka 'kan nggak pernah nonton film tentang zombie, gimana cara mereka tahu kalau si Mayit itu adalah zombie dan berbahaya?

Film secara perlahan memperkenalkan sosok Mayit lewat banyak adegan yang seringkali tampil lucu dan jenaka. Semisal akhirnya para karakter menyadari bahwa Mayit tidak akan menyerang manusia jika Mayit mencium aroma dari buah tertentu. 

Saya nggak akan spoiler buah apa yang dimaksud. Yang pasti, pendekatan Mayit seperti ini membuat zombie dalam Zona Merah terasa melokal. Sependek pengalaman saya menonton film-film tentang zombie, belum nemu soal aroma buah yang bisa mengalahkan zombie.

Intrik politiknya yang ternyata lebih seru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun