Selesai sesi Wregas, sejenak saya keluar ruangan karena nggak tahan dengan suhu dinginnya. Takdir mempertemukan kembali dengan kompasianer yang sebelumnya berkenalan di mushola. Beliau pamit duluan untuk pulang.
Dalam bayangan saya, Kompasianival ini seperti ajang kopdar yang memungkinkan sesama kompasianer bisa berkenalan dan bertukar cerita lebih dalam. Tapi ini lebih seperti event pop culture pada umumnya, semisal Popcon atau Ideafest hanya dalam kemasan lite.Â
Oleh karenanya saya merasa menyesal melewatkan sesi Kompasiana Clinic one on one. Andaikata saya tidak banyak menghabiskan waktu di jalanan, saya pengin ngobrol lebih banyak dengan Bang Agung Han, seorang kompasianer senior yang very-very humble.
Tentunya motivasi saya aktif (lagi) menulis di Kompasiana, kurang lebihnya karena sebuah pesan WA yang dikirimkan Bang Agung Han empat tahun lalu ketika beliau menawarkan saya sebuah 'pekerjaan' menulis. Beliau mengajak saya untuk aktif menulis juga di Kompasiana selain dua blog pribadi yang saya asuh.Â
Pun juga saya sangat amaze dengan kompasianer Bro Agan a.k.a Andri Mastiyanto yang dikenal dan diklaim sebagai 'para perusuh'. Sengaja saya simpan soal Bro Agan di akhir tulisan, karena kompasianer terakhir yang berpapasan dengan saya adalah beliau.
Ketika saya dan Bram pamit pulang kepada beberapa kompasianer, saya mendengar Bro Agan menyampaikan sesuatu kepada Bram. "Makasih ya sudah sampai akhir".
Kalimat sederhana yang mungkin spontanitas saja Bro Agan mengucapkannya. Tapi kalimat tersebut sangat bermakna, sebuah apresiasi, Â like dari tuan rumah kepada tamunya. Padahal kita semua sama-sama tamu. Â
Andaikata tidak ada KOMiK dan KOMiKers, mungkin saya seperti buih yang terombang-ambing di lautan Kompasianival. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H