Alhamdulillah. Idulfitri memang identik sebagai ajang untuk saling memaafkan. Saling membebaskan karena dosa kepada manusia tidak akan hilang jika kita belum saling memaafkan di antara kita.
Tunggu dulu untuk salam-salaman dengan orang lain yang mungkin nggak pernah berinteraksi dengan kita selama setahun ke belakang. Coba datangi dulu yang terdekat dengan kita.
Pernahkah kita betul-betul sebagai orang tua meminta maaf kepada anak dengan tulus? Dan apakah kita sebagai anak benar-benar memaafkan orang tua dari hati?
Ternyata... tak segampang itu
Posisi anak seringkali berada dalam kategori yang meminta maaf kepada orang tua. Anak yang berdosa kepada orang tua memiliki julukan anak durhaka.
Tapi rasanya jarang sekali yang memposisikan orang tua di tempat yang sama. Padahal anak dan orang tua sama-sama punya kemungkinan untuk berbuat salah.
Ketika explore instagram, tiba-tiba video ini muncul. Inti narasi dari video tersebut adalah tentang nasihat kepada anak untuk memaafkan orang tuanya.
Sekalipun bisa jadi orang tua kita saat ini bukanlah orang tua yang sesuai dengan ekspektasi kita. Atau orang tua yang pernah memberikan memori buruk di masa kecil kita.
Lebih lengkapnya saya embed videonya ya. Silakan ditonton.
Yang saya soroti lebih lanjut dari video tersebut adalah berbagai macam komentar netizen yang justru merasa sulit untuk memaafkan orang tua mereka.
"Aku maafkan tapi aku menjaga jarak untuk menjaga kesehatan mentalku, tanpa menelantarkan mereka ya"
"Gimana cara memaafkan kalau kita masih dibenci hingga saat ini. Kita berjuang menutup luka namun orang tua juga terus-terusan menambah luka baru"