Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Islam dalam Sinema Indonesia, Hanya Sebatas Kemasan Barang Dagang?

5 April 2023   14:23 Diperbarui: 5 April 2023   14:27 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah pergulatan batin Fahri dengan empat wanita berlanjut ke sekuel Ayat-Ayat Cinta 2/MD Pictures

Praktis film Indonesia seakan memiliki genre baru dalam sejarahnya yakni 'film religi' yang sampai saat ini masih bertahan dan terus diproduksi dengan pola serupa. Semisal yang terbaru rilis dalam dua tahun terakhir adalah Bismillah Kunikahi Suamimu, Cinta Subuh, Merindu Cahaya de Amstel, dan Mengejar Surga.

Adapun yang saya maksud dengan 'sejenis' dan 'pola serupa' adalah soal Islam sebagai kemasan yang membungkus kisah romansa.

Beruntungnya Fedi Nuril punya banyak istri/MD Pictures
Beruntungnya Fedi Nuril punya banyak istri/MD Pictures
Film religi yang menjadikan Islam sebagai kemasannya masih bisa eksis hingga kini seiring dengan perkembangan Islam di Indonesia sebagai the way of life (gaya hidup).

Perkembangan islam sebagai gaya hidup ditangkap cermat oleh industri dengan menjadikan 'Islam' sebagai sebuah produk. Seperti menjamurnya produk makanan yang mengedapankan label halal hingga produk sampo yang mengeluarkan varian khusus hijab. Ditambah produk dan jasa lainnya, dari komestik hingga asuransi, berlomba-lomba menempelkan label 'syariah' di belakangnya.

Hal tersebut sangat memiliki relasi dengan ungkapan semakin tinggi tingkat relijius seseorang, ia akan memilih produk-produk yang juga 'religius' sebagai upaya mengekspresikan keyakinannnya. Sehingga 'Islam' bukan lagi berada hanya pada nilai guna tapi sudah beralih pada nilai ekonomi.

Begitu juga dengan film sebagai salah satu produk industri. Semula bioskop adalah tempat yang 'haram' seketika menjadi 'halal' hanya karena yang ditonton adalah film religi. 

Keadaan seperti ini membuat 'Islam' terjebak pada kemasan, sehingga nilai dakwahnya menjadi terabaikan.

Satu-satunya 'film Rhoma' yang masuk nominasi Film Terbaik FFI/islami.com
Satu-satunya 'film Rhoma' yang masuk nominasi Film Terbaik FFI/islami.com
Kita bisa bandingkan film religi di periode Ayat-Ayat Cinta hingga kini dengan film religi Islam yang hadir sebelum tahun 2000. Semisal Al-Kausar, Nada & Dakwah, dan Titian Serambut Dibelah Tujuh.

Dalam Titian Serambut Dibelah Tujuh (1982) misalnya. Film ini menghadirkan bagaimana pemikiran dan nilai-nilai Islam berpengaruh dan menjadi solusi dalam berbagai persoalan kehidupan. 

Salah satu kisah yang diadopsi adalah kisah fitnah Siti Zulaikha terhadap Nabi Yusuf. Kisah ini menjadi penyelesaian ketika sang ustad Ibrahim (El Manik) dituduh memperkosa seorang gadis. Kita juga bisa melihat bagaimana pandangan Islam terhadap persoalan terhadap persoalan tanah yang akan dijadikan tempat hiburan dalam Nada & Dakwah (1991).

Sementara apa yang bisa kita lihat dari film-film seperti Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Surga yang Tak Dirindukan, dan Bismillah Kunikahi Suamimu. Adakah perbedaan yang kentara di antara keempatnya?

Sepenglihatan saya, film-film tersebut tidak fokus pada isu dan pemikiran Islam. Maka ketika simbol-simbol keislaman dalam film tersebut dicabut, mereka masih bisa berdiri sendiri sebagai film romansa pada umumnya. Dengan kata lain, nilai Islam yang ditampilkan hanyalah kemasan yang membungkus kisah romansa yang menjadi inti narasi film tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun