“Manusia seringkali berpikir bahwa kehadiran teknologi selalu berdampak positif. Tanpa sadar pemujaan berlebihan terhadapnya malah bisa berujung petaka”
film-film impor khususnya produksi Amerika Serikat menjadikan teknologi sebagai tema utama. Mereka mampu mengolahnya menjadi suguhan yang menarik dengan efek visual yang meyakinkan kalau olahan dari teknologi tersebut memang betul-betul ada dan atau bakal terjadi di kemudian hari.
Sudah sejak lama dan tak terhitung jumlahnya,Salah satu bagian dari perkembangan teknologi adalah persoalan robotika dan kecerdasaan buatan. Saya sendiri mulai mengenal dan belajar mengenai kecerdasan buatan ketika kuliah Teknik Informatika bertahun-tahun yang lalu.
Secara sederhana, kecerdasan buatan atau artificial intelligence bisa diartikan sebagai simulasi kecerdasan manusia yang diformulasikan ke dalam mesin dengan kode-kode tertentu yang dibuat manusia. Sehingga manusia tetaplah yang menjadi pemegang kendali dari mesin yang diciptakannya.
Terkait praktikan robotika dan kecerdasan buatan, sebuah film terbaru berjudul M3GAN mengelaborasikan kedua elemen tersebut dalam sajian sci-fi horror.
Berjalan dari dua sudut pandang
Sudah menjadi rahasia umum jika sebagian pekerjaan manusia di era masa kini dan masa depan bakal digantikan oleh robot. Di sini, saya tidak akan terlalu bahas bagaimana hubungan robot dan pekerjaan fisik manusia. Kamu boleh menonton serial Humans untuk referensi penggambaran tersebut.
Soalnya M3GAN memberikan hal yang lebih jauh lagi, lebih dalam lagi hingga ke dasar hakikat penciptaan manusia. Yakni tentang sebuah perasaan yang menjadi pembeda utama antara manusia dan robot.
Bagaimana jika sebuah robot bisa merasakan perasaan manusia dan memberikan respon layaknya manusia? Apakah kita nggak lagi memerlukan manusia lainnya?
Untuk menjawabnya kita perlu berkenalan dengan dua karakter utama yang menjadi kunci.
Karakter pertama adalah Gemma (Allison Williams), seorang Robotics Engineer yang terobsesi membuat robot yang betul-betul tak pernah terpikirkan oleh manusia sebelumnya. Sebuah robot yang bisa menyentuh hati manusia. Ide dan gagasannya mendapat dukungan penuh dari perusahaan tempat ia bekerja.