Festival Film Indonesia (atau bisa disingkat FFI) memang menjadi barometer penghargaan bagi pencapaian sineas Indonesia. Selain karena FFI memang festival film pertama di Indonesia, kegiatan apresiasi ini juga dibiayai oleh negara.
Dari pengamatan saya, setiap tahunnya FFI selalu berbenah baik dari sisi penjurian, organisasi, ataupun mekanisme persyaratan. Tapi walaupun begitu, selalu saja ada reaksi-reaksi yang muncul dari masyarakat.
Salah satu reaksi yang paling keras adalah persoalan film yang belum tayang secara luas tapi diperbolehkan untuk daftar ke FFI.
Tahun lalu, nyaris keseluruhan nominasi FFI 2021 dihuni oleh film-film yang belum tayang secara luas baik di bioskop ataupun platform OTT. Sebagian dari mereka hanya mengandalkan 'jalan-jalan' di festival film internasional.
Walau begitu, tetap saja ada yang menyisakan bias dari persyaratan yang dibuat oleh FFI sendiri. Semisal Penyalin Cahaya yang akhirnya menyapu bersih piala FFI termasuk Film Panjang Terbaik, film ini sebetulnya tidak bisa masuk kualifikasi FFI 2021.
Dalam aturan pendaftaran yang dimuat di laman FFI, dinyatakan bahwa film yang mendaftar adalah film yang sudah tayang sampai periode akhir Agustus 2021. Sementara Penyalin Cahaya baru tayang perdana di Busan International Film Festival pada Oktober 2021.
Selain Penyalin Cahaya, film-film lain yang belum disaksikan masyarakat secara luas tapi sudah masuk nominasi FFI 2021 adalah Yuni, Cinta Bete, Paranoia, Jakarta vs Everybody, Kukira Kau Rumah, hingga Preman. Bahkan film yang saya sebut terakhir, sampai sekarang belum tayang di bioskop ataupun muncul di platform OTT.
Dengan banyaknya film-film yang belum beredar luas, membuat masyarakat pencinta film merasa tidak terlibat dalam penyelenggaraan FFI. Dengan kata lain, euphoria kemenangan yang diraih oleh para sineas, nggak bisa turut dirasakan/diramaikan oleh penonton.
30 judul masuk seleksi awal FFI 2022
Agar suatu film bisa masuk nominasi/seleksi di Festival Film Indonesia 2022, film tersebut harus didaftarkan ke panitia. Hingga tanggal terakhir pendaftaran pada Agustus 2022, hanya ada 74 film panjang yang mendaftar.
Jumlah ini termasuk sedikit jika dibandingkan dengan Festival Film Bandung (FFB) yang mengamati 121 judul, dan Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) yang mengamati 123 judul.
Hal ini dikarenakan mekanisme yang dilakukan FFB dan FFWI berbeda dengan FFI. Kedua festival ini tidak memberlakukan pendaftaran, tapi juri dari mereka sendiri yang melakukan penilaian. Selain itu, kedua festival ini pun hanya mengamati film-film yang memang sudah beredar luas di bioskop ataupun platform OTT.