Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Kaappaan (2019): Laga Konspirasi Politik yang Hampir Saja Menjemukan

25 Juni 2022   12:23 Diperbarui: 25 Juni 2022   12:32 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang musuh terbesar bukanlah lawan yang jauh di luar sana, tetapi dari dalam lingkungan sendiri. Mampukah Kathir melindungi Perdana Menteri dari ancaman musuh-musuhnya?

Tak terhitung jumlahnya film India yang menjadikan konflik India-Pakistan sebagai tema utama. Entah itu dalam film romansa, laga, kriminal, atau genre lain, selalu saja ada kisah yang menarik tentang India-Pakistan. Kaappaan juga begitu. Film arahan K. V. Anand ini menjadikan konflik India-Pakistan sebagai tema utama.

Film dibuka dengan adegan penyerangan kantor menteri yang diduga dilakukan oleh teroris Pakistan. Dalam penyerangannya, mereka meminta teroris Pakistan yang sedang dipenjara di India untuk dibebaskan. Atau jika tidak mereka akan membunuh menteri India.

Jujur saja opening-nya sangatlah menarik. Aksi baku tembak yang tak terhindarkan, dengan iringan musik yang menggelegar, membuat adegan ini tampil mewah dan terasa sangat menegangkan. Tapi sayangnya, adegan pembuka ini diwarnai satu kekonyolan luar biasa. Begini!

Alkisah, aksi penyerangan ini berhasil diselesaikan oleh tim India dan mereka berhasil menyelamatkan sang menteri. Tapi sang menteri tetap terbunuh. Kok bisa?

Jadi ceritanya, sang menteri yang sudah berhasil diselamatkan oleh tim India, diminta untuk tetap diam berlindung dan nggak bergerak ke mana-mana. Eh sudah diperingatkan begitu, si menteri malah tetap bergerak, alhasil tertembak dong oleh teroris.

Yach, buat saya ini adegan yang agak konyol. Apalagi sampai akhir film, kematian menteri ini nggak berpengaruh apa-apa terhadap cerita.

Tapi mari kita lupakan opening-nya dan beranjak ke cerita selanjutnya. Kaappaan masihlah tetap menarik dan seru untuk disaksikan.

Secara garis besar, tumpuan cerita film yang naskahnya ditulis oleh Pattukkottai Prabakar ini ada pada seorang intel pemerintah bernama Kathir (Saravanan Sivakumar/Suriya). Salah satu tugas utamanya adalah melindungi Perdana Menteri. Pasalnya, pasca penyerangan teroris di kantor menteri, Perdana Menteri menjadi sasaran utama penyerangan berikutnya.

Kathir adalah intel yang bisa diandalkan oleh pemerintah India. Serangkaian tugas yang diberikan kepadanya selalu dilaksanakan dengan baik.

Bagusnya, Kaappaan tidak menjadikan Kathir sebagai pertunjukkan 'one man show' sebagaimana kebanyakan film laga India pada umumnya. Di mana satu jagoan bisa mengalahkan seribu musuh. Kaappaan masih bisa menjadikan karakter Kathir sebagai sosok yang manusiawi. Meskipun ia memegang peranan penting dalam film ini, tapi kerjasama dengan karakter lain membuat film ini tampil lebih solid dari segi penokohan/karakterisasinya.

Suriya adalah salah satu aktor andalan sinema India Selatan/Lyca Productions
Suriya adalah salah satu aktor andalan sinema India Selatan/Lyca Productions
Selain karakterisasi yang tampil solid, kelebihan lain dari Kaappaan adalah pola editing yang apik. Kaappaan mungkin saja diniatkan sebagai film laga kriminal, tapi pola penceritaannya mengikuti alur film misteri.

Sang editor Anthony (Ghajini, Enthiran), mampu menempatkan plot-plot dengan random yang membuat penonton harus fokus pada petunjuk yang disebar. Baik petunjuk yang berasal dari dialog diucapkan para karakternya ataupun adegan-adegan penting yang nggak boleh terlewat.

Saya sangat menyukai pola editing seperti ini karena sangat berpengaruh terhadap rasa ketika menonton. 

Pola editingnya sangat membantu kita untuk betah menonton, apalagi ternyata ada pembelokan cerita yang dilakukan Kaappaan. Pada kenyataannya, konflik India-Pakistan hanyalah kambing hitam dari konflik sesungguhnya yang justru berasal dari internal pemerintahan sendiri.

Pembelokan ke cerita-cerita konspirasi seperti ini membuat Kaappaan menjadi kurang menarik. Ia berusaha membuat lapisan plot twist, tapi tanpa disadari malah menimbulkan banyak lubang dan juga karakter yang sia-sia.

Salah satu karakter besar yang sia-sia adalah Anjali (Sayyeshaa Saigal). Ia adalah putri dari menteri yang terbunuh saat adegan opening. Ia sendiri adalah pekerja pemerintahan yang sangat dekat dengan Perdana Menteri. 

Mudah bukan jika kita menebak jika ia adalah dalang dari percobaan pembunuhan Perdana Menteri karena kebijakannya yang tidak ingin membebaskan teroris Pakistan dibebaskan, membuat ayahnya terbunuh?

Selain sebagai anak menteri yang terbunuh, kehadiran Anjali juga diniatkan sebagai 'love interest' bagi Kathir. Pasti kamu juga akan menebak dengan mudahnya, kalau Anjali hanya pura-pura mencintai Kathir agar bisa leluasa membalaskan dendamnya.

Tapi.... Tunggu saja sampai akhir film, kita akan tahu siapa Anjali sebenarnya. Dan saya yakin ini akan membuat kamu sedikit kecewa dengan Kaappaan.

Bicara teknis, Kaappaan tak seistimewa film India lainnya yang berbudget besar. Efek visual film ini masih terasa kasar sekali. Salah satunya saat adegan Kathir menaiki gerbong kereta yang sedang melaju untuk misi meledakkannya. Terlihat sekali ketika kamera memfokuskan pada Kathir yang sedang di atas gerbong, gambar Kathir tidak menyatu dengan suasana sekitarnya.

Finally, karena terlalu banyak cerita konspirasi yang ingin dihadirkan mulai dari politik, romansa, pengkhianatan, bahkan menambahkan aspek biologi, membuat Kaappaan terlalu memaksakan diri untuk menjadi yang sempurna. Tanpa bantuan editing yang baik, Kaappaan hanya akan berakhir menjemukan.

---

Kamu sudah nonton film laga India ini? Bagi pendapatnya yuk di komentar!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun