Sang editor Anthony (Ghajini, Enthiran), mampu menempatkan plot-plot dengan random yang membuat penonton harus fokus pada petunjuk yang disebar. Baik petunjuk yang berasal dari dialog diucapkan para karakternya ataupun adegan-adegan penting yang nggak boleh terlewat.
Saya sangat menyukai pola editing seperti ini karena sangat berpengaruh terhadap rasa ketika menonton.Â
Pola editingnya sangat membantu kita untuk betah menonton, apalagi ternyata ada pembelokan cerita yang dilakukan Kaappaan. Pada kenyataannya, konflik India-Pakistan hanyalah kambing hitam dari konflik sesungguhnya yang justru berasal dari internal pemerintahan sendiri.
Pembelokan ke cerita-cerita konspirasi seperti ini membuat Kaappaan menjadi kurang menarik. Ia berusaha membuat lapisan plot twist, tapi tanpa disadari malah menimbulkan banyak lubang dan juga karakter yang sia-sia.
Salah satu karakter besar yang sia-sia adalah Anjali (Sayyeshaa Saigal). Ia adalah putri dari menteri yang terbunuh saat adegan opening. Ia sendiri adalah pekerja pemerintahan yang sangat dekat dengan Perdana Menteri.Â
Mudah bukan jika kita menebak jika ia adalah dalang dari percobaan pembunuhan Perdana Menteri karena kebijakannya yang tidak ingin membebaskan teroris Pakistan dibebaskan, membuat ayahnya terbunuh?
Selain sebagai anak menteri yang terbunuh, kehadiran Anjali juga diniatkan sebagai 'love interest' bagi Kathir. Pasti kamu juga akan menebak dengan mudahnya, kalau Anjali hanya pura-pura mencintai Kathir agar bisa leluasa membalaskan dendamnya.
Tapi.... Tunggu saja sampai akhir film, kita akan tahu siapa Anjali sebenarnya. Dan saya yakin ini akan membuat kamu sedikit kecewa dengan Kaappaan.
Bicara teknis, Kaappaan tak seistimewa film India lainnya yang berbudget besar. Efek visual film ini masih terasa kasar sekali. Salah satunya saat adegan Kathir menaiki gerbong kereta yang sedang melaju untuk misi meledakkannya. Terlihat sekali ketika kamera memfokuskan pada Kathir yang sedang di atas gerbong, gambar Kathir tidak menyatu dengan suasana sekitarnya.
Finally, karena terlalu banyak cerita konspirasi yang ingin dihadirkan mulai dari politik, romansa, pengkhianatan, bahkan menambahkan aspek biologi, membuat Kaappaan terlalu memaksakan diri untuk menjadi yang sempurna. Tanpa bantuan editing yang baik, Kaappaan hanya akan berakhir menjemukan.
---