Pantai Kondang Merak terletak di pesisir selatan di tepi Samudera Indonesia secara administratif berada di Desa Sumberbening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pantai Kondang Merak sudah cukup dikenal bagi wisatawan Malang Raya. Pantai Kondang Merak berada di tengah hutan lindung tersisa Malang selatan, yang luasnya hanya 1989 ha. Dimana ini adalah hutan pesisir yang masih alami, hutan tropis dataran rendah terbaik se pulau Jawa, diluar kawasan taman Nasional dan Cagar Alam. Habitat terakhir satwa-satwa liar prioritas. Bahkan saat ini pantai Kondang Merak sudah menjadi jujugan wisatawan lokal maupun asing untuk bermain di pantai dan snorkling (sejenis menyelam). Karena terumbu karang yang masih bagus sehingga pantai ini memiliki keunggulan sebagai tempat snorkling, hal inilah yang menjadi salah satu daya tarik yang ditawarkan pantai Kondang Merak. Pantai ini dinamakan Kondang Merak karena merupakan pertemuan antara air laut dengan air tawar yang biasa disebut estuari/muara dalam bahasa Jawa (kondang) yang dahulu banyak dihuni burung merak. Untuk mencapai pantai ini dibutuhkan kesabaran karena jalan masuk ke arah pantai masih makadam (belum diaspal) sehingga harus lebih berhati-hati selama dalam perjalanan, apalagi jika melakukan perjalanan pada musim hujan perjalanan yang ditempuh kurang lebih 1 jam untuk mencapai loket pantai Kondang Merak yang dikelola oleh Perum Perhutani.
Penulis tiba di loket, karcis masuk Pantai Kondang Merak cukup murah: Rp 5000 per orang. Jika pengunjung ingin membawa motor atau mobil hingga ke pinggir pantai, dikenakan biaya tambahan parkir Rp 5000 hingga Rp 15 ribu. Di area pantai ada bangunan semi permanen yang juga digunaka sebagai markas dari Javan Langur Center (JLC) yaitu sebuah lembaga yang bergerak di bidang penyelamatan satwa terutama primata dibawah Aspinal Foundation. Saat tiba disana penulis disambut dengan baik oleh para relawan dari JLC, setiap harinya relawan bertugas untuk memantau Lutung Jawa (Trachypithecus Auratus) memastikan keberadaan, kesehatan, pola makan, dan memastikan wilayah territorial/jelajah dari lutung jawa yang dilebaskan di hutan lindung Kondang Merak. Setelah sebentar berbincang-bincang tentang lutung jawa penulispun diajak untuk memantau salah satu koloni lutung jawa yang dilebaskan oleh Aspinal Foundation di tengah hutan Kondang Merak, pada saat itu juga hadir tim dari INDECON dan EJEF ( Ecotourism East Java Forum ) mas Aan dan tim, kami berangkat bersama dari pantai Kondang Merak melakukan perjalanan sekitar 2 jam ke tengah hutan untuk menuju lokasi wilayah teritori dari Omen (nama lutung yang dilepasliarkan). Selama perjalanan kami mendapat penjelasan dari relawan bahwa hutan di wilayah Kondang Merak sudah mulai terancam dengan aktivitas manusia termasuk pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS), Â begitu pula dengan keberadaan dari Lutung Jawa yang semakin berkurang daya jelajahnya. Selain itu ancaman dari perburuan juga tidak bisa dihindari karena kurangnya penegakan hukum dan pengawasan di area hutan Kondang Merak. Setelah berjalan kurang lebih 2 jam kami sampai di Sumur Pitu wilayah teritori dari Omen, untuk memastikan Omen dkk ada pada saat itu relawan melakukan pengilan dengan suara khas yang mereka gunakan sehari-hari peda saat monitoring satwa. Setelah memastikan bahwa satwa dalam kondisi aman, tim melanjutkan perjalanan untuk kembali ke markas JLC.
Save forest, save lutung jawa, save world
#OceanDefender #ForestDefender
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI