Mohon tunggu...
Rajakin Sebayang
Rajakin Sebayang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Airlangga

Sedang melaksanakan studi di Fakultas Hukum Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Intimidasi Siswa di Surabaya: Refleksi Kekerasan Verbal dalam ingkungan Pendidikan

15 Desember 2024   22:45 Diperbarui: 15 Desember 2024   22:45 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sisi lain, masyarakat juga memiliki peran dalam menciptakan lingkungan yang aman di sekitar sekolah. Ketika komunitas di sekitar sekolah peduli terhadap kesejahteraan siswa, insiden seperti ini bisa dicegah. Pemerintah dan aparat penegak hukum juga harus memainkan peran penting dalam memastikan bahwa setiap tindakan kekerasan verbal mendapatkan penanganan yang tepat. Penegakan hukum yang tegas tidak hanya memberikan rasa keadilan bagi korban, tetapi juga menjadi pesan kuat bahwa perilaku seperti ini tidak akan ditoleransi.

Kasus ini juga menjadi pengingat bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab untuk membangun budaya hormat dan empati. Kita harus menyadari bahwa kata-kata memiliki kekuatan yang besar, baik untuk membangun maupun menghancurkan. Setiap tindakan, sekecil apa pun, memiliki dampak pada orang lain, terutama pada anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pembentukan identitas.

Peristiwa di Surabaya ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga martabat manusia, terlepas dari usia atau status sosial mereka. Dalam masyarakat yang ideal, tidak ada ruang untuk kekerasan, baik verbal maupun fisik. Lingkungan pendidikan seharusnya menjadi tempat yang aman dan mendukung bagi setiap siswa untuk tumbuh dan berkembang menjadi individu yang percaya diri dan berdaya.

Oleh karena itu, kita perlu bersama-sama menciptakan ruang yang menghormati nilai-nilai kemanusiaan, di mana setiap individu diperlakukan dengan hormat dan empati. Dengan komitmen kolektif ini, kita bisa mencegah insiden serupa terjadi di masa depan dan menciptakan generasi muda yang lebih kuat, baik secara emosional maupun intelektual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun