Tidak terasa sekarang saya sudah setahun tinggal di Saudi, rasanya begitu cepat waktu berlalu. Apakah karena saya terlalu banyak kehilangan momen2 dalam kehipuan, sehingga tidak banyak memori yang terekam dalam ingatan membuat perasaan seperti cepat berlalu? Pikiran itu terus menganjal dihati.
Iseng2 buka catatan harian, ternyata selama setahun kemarin, total saya menghabiskan 213 hari bekerja di lapangan sbg “Kuli Minyak”, ini rekor tertinggi selama 5 tahun terakhir. Sedangkan rekor terlama saya berada di lapangan dalam satu schedule adalah 2 bulan. Sebagai informasi sebagai kuli minyak saya memiliki schedule dalam bekerja, tetapi tidak menentu tergantung kondisi pekerjaan, terkadang 2 bulan on, sebulan off atau 6 minggu on, 2 minggu off. Wah ternyata setelah dihitung2 secara total sudah setengah tahun lebih saya telah kehilangan momen2 indah dalam hidup, terutama momen dengan keluarga. Terlintas diingatan bagaimana momen Idul Fitri tahun lalu saya habiskan di tengah gurun antah berantah, ulang tahun istri hanya diucapkan melaui email dan telepon, ulang tahun anak hanya dirayakan dgn ibunya dan kakek neneknya, dan tentu saja puncaknya merayakan ulang tahun saya hanya dengan kontemplase seorang diri di tengah lautJ
Mungkin pembaca bertanya2 apa sih sebenarnya kuli minyak? Ini merupakan istilah perumpamaan yang sering kita pakai sebagai pekerja di industri perminyakan. Umumnya kita bekerja di rig offshore (lepas pantai) ataupun onshore (darat). Untuk mencapai rig lepas pantai, biasanya kita menggunakan helikopter ataupun boat. Sedangkan untuk rig darat kita menggunakan mobil. Kalau untuk di Saudi biasanya rig2 darat berada di tengah2 gurun pasir, kalau di Negara lain terkadang ada yg di tengah hutan, pelosok2 daerah, tapi kalau di Indonesia pernah saya bekerja di tengah2 sawah penduduk.
Kembali lagi mengenai kuli minyak, kenapa sih kita menyebut kuli? Mungkin sedikit didramatisir, tapi secara tidak langsung bisa dibilang seperti itu. Setiap hari kita bekerja tanpa mengenal hari libur atau weekend. Bekerja 12 jam sehari dan 12 jam istirahat. Dan mayoritas pekerjaannya adalah pekerjaan fisik, hanya beberapa pekerjaaan tetap menggunakan otak alias berpikir. Tidur dan makan semua dilakukan di lokasi, terkadang apabila berada di lokasi yg terpencil tidak jarang kita tidak mengetahui keadaan di luar sana, hanya televisi dan internet saja sebagai sumber informasi.
Dari segi resiko, pekerjaan di perminyakan bisa dikategorikan tinggi. Terkadang nyawa adalah taruhan. Kita bekerja dlm lingkungan yang ekstrim, menggunakan peralatan2 yang beresiko terhadap kecelakaan, dan kondisi sumur minyak atau gas yang memiliki tekanan tinggi, juga kandungan gas2 beracun seperti H2S (Hidrogen Sulfida). Tapi tentu saya lingkungan pekerjaan harus dilakukan secara aman (safety) dan terkendali.
Begitulah resiko yang harus dihadapi, Alhamdulillah tidak ada rasa penyesalan, saya selalu bersyukur kepada Allah, karena inilah jalan hidup yang saya pilih. Setiap jalan hidup yang kita pilih pasti semuanya ada resiko dan konsekuensinya.
Semoga bermanfaat.
Salam dari Saudi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H