Penulis ingin berbagi berita sosmed yang lagi ramai di Middle East akhir pekan ini. Yaitu tentang demonstrasi beramai-ramai berbugil ria dari sekelompok wanita di Paris, atau biasa disebut dengan kelompok Femen. Mungkin pembaca pernah membaca berita tentang kelompok Femen ini, biasanya mereka menyuarakan aspirasi dengan berbugil ria di depan umum, kebanyakan terjadi di Negara-negara Eropa seperti Prancis. Menurut Wikipedia, kelompok Femen ini berasal dari Ukraina dan dibentuk tahun 2008, kemudian berkembang di daerah-daerah eropa. Yang cukup fenomenal apabila pembaca masih ingat ketika mereka protes pada ajang EURO 2012 lalu.
Kali ini kembali mereka menimbulkan kontroversi, ini terjadi 3 hari lalu, mereka mengangkat isu mengenai seorang Femen pertama dari Tunisa bernama Amina Tyler yang memposting foto setengah bugilnya pada tanggal 11 Maret 2013 lalu. Kabarnya setelah memposting fotonya, Amina dinyatakan hilang. Demi solidaritas sesama Femen, akhirnya mereka melakukan protes pada tanggal 4 April 2013 kemaren di depan kedubes Tunisia di Paris, dengan bertelanjang setengah bugil tentu saja seperti ciri khas mereka dan menamakan protes mereka sebagai “Topless Jihad Day”. Yang membuat menjadi kontroversi, adalah pengalihan isu dari solidaritas untuk pembebasan sesame Femen, ke arah isu anti Islam dan Hijab/Jilbab.(sumber: http://en-maktoob.news.yahoo.com/topless-protests-against-islamism-staged-across-europe-140748742.html )
Kontan tidak berapa lama setelah kejadian ini banyak muncul opini tandingan yang muncul di berbagai sosmed seperti facebook dan blog-blog. Timbullah kampanye “Muslimah Pride Day” yang diusung oleh seorang aktivis Islam bernama Sofia Ahmad sebagai tandingan. Banyak dukungan dari muslimah-muslimah dan kalangan islam dari beragam pihak terutama dariNegara-negara Arab untuk mengutuk perbuatan kelompok Femen ini. (sumber: http://stream.aljazeera.com/story/201304050033-0022659).
Dalam pengamatan penulis, hanya sedikit pemberitaan tentang hal ini di media online Indonesia malahan di kompasiana tidak mendengar sedikitpun. Apakah karena terlalu vulgar dan berbau pornografi atau kurang menarik dibandingkan kasus kopassus dan cebongan? Tapi menurut penulis dalam isu soal kelompok Femen ini merupakan bom waktu yang bakal meledak suatu saat nanti, ntah kapan!!
Semoga bermanfaat.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H