Oleh: Raja Faidz el Shidqi
Setahun sudah era Pandemi Covid-19 ini selalu membayang-bayangi masyarakat Indonesia yang berakibat banyak sekali perubahan-perubahan dalam kebiasaan kita sehari-harinya, misalnya saja sekarang ini dalam dunia Pendidikan hampir seluruh sekolah dan perguruan tinggi melakukan pembelajaran jarak jauh atau daring melalui zoom meeting.Â
Hal tersebut berdampak pada pergerakan mahasiswa yang terasa tersendat karena sulit nya mengatur rangkaian kegiatan offline bagi masing-masing organisasi dikarenakan beberapa kampus melarang secara keseluruhan kegiatan offline, walaupun beberapa kampus tetap memperbolehkan teman-teman aktivis berkumpul di area kampus untuk sekedar mengadakan rapat kerja, evaluasi atau rangkaian kegiatan kecil-kecilan dengan ketentuan mematuhi protokol Covid-19.
Persoalannya adalah bukan hanya sulitnya teman-teman aktivis melakukan kegiatan offline dikampus, tetapi lebih dari sekedar melakukan kegiatan offline saja. Mahasiswa dengan segala macam latar belakang organisasi dikampus menjadi persoalan yang cukup pelik bagi teman-teman aktivis khususnya yang aktif didalam Himpunan Mahasiswa Prodi.Â
Perbedaan latar belakang organisasi ekstra yang diikuti oleh mahasiswa di kampus menjadikan suasana ber-organisasi terkadang panas dingin dan dirasa cukup sulit untuk menjaga harmonisasi dalam rangka bersinergi bersama-sama dalam membangun organisasi Himpunan atas nama Prodi masing-masing. Selain dari pada masalah harmonisasi untuk sinergitas bersama-sama pergerakan mahasiswa juga diuji untuk tetap mempertahankan atau bahkan meningkatkan kualitas intelektualitas mahasiswa di era seperti ini, lalu seperti apa seharusnya kepemimpinan mahasiswa di era pandemi covid-19 dalam menciptakan sebuah pergerakan mahasiswa yang ber-intelektual dan harmonis ?
Menciptakan Generasi Intelektual
Sebagai mahasiswa dan sebagai generasi penerus bangsa, tentulah mahasiswa perlu dibekali dengan berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan serta wawasan yang luas. Hal ini juga sesuai dengan Tri Dharma atau Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang dimana isinya adalah Pendidikan dan Penelitian serta Pengabdian kepada Masyarakat, esensi seorang mahasiswa sendiri menurut penulis dewasa ini adalah kembali kepada masyarakat. Seorang mahasiswa akan berguna ketika mereka membagikan ilmu dan segala macam pengetahuannya kepada masyarakat yang bahkan tidak memiliki kesempatan untuk berkuliah.
Tetapi sebelum mahasiswa ini kembali kepada masyarakat untuk mengabdi tentu lah mereka diharuskan memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, dan ini bisa dilakukan dan dikembangkan melalui organisasi-organisasi mahasiswa seperti didalam Himpunan, BEM, DPM, Organisasi Ekstra seperti IMM, HMI, KAMMI, GMNI, dll.Â
Di masa pandemi covid-19 ini dan dalam rangka menyambut mahasiswa-mahasiswa baru setiap tahunnya Himpunan mahasiswa memiliki peran penting bahkan cukup vital jika dikatakan sebagai wadah pengembangan intelektualitas kawan-kawan mahasiswa, beberapa Himpunan di kampus-kampus atau di fakultas-fakultas memiliki kepemimpinan yang cukup harmonis dan kreatif dalam mengambil langkah pergerakan dimasa seperti ini.
Contohnya saja mengadakan diskusi rutinan baik secara offline maupun online yang mana itu adalah suatu surplus Pendidikan mengingat kelas-kelas kuliah rasanya sulit sekali diharapkan sekarang ini, beberapa organisasi bahkan mengadakan bincang santai terkait mata kuliah untuk didiskusikan bersama-sama dengan pemantik yang juga sesama mahasiswa. Menurut Gramsci sendiri golongan Intelektual Organik memilikiperan untuk berbicara dengan kelas pekerja untuk menumbuhkan kesadaran kelas dan memantik semangat pergerakan revolusioner.
Harmonisasi untuk Sinergitas Bersama