Mohon tunggu...
Rajab Syahda
Rajab Syahda Mohon Tunggu... profesional -

Novelist * yang membedakan anda dengan IBLIS adalah KEYAKINAN * yang paling berharga pada anda adalah KESETIAAN * yang membuat anda bahagia adalah orang paling dekat * keyakinan tidak bisa dihukum dan diadili * pada akhirnya tidak ada yang penting

Selanjutnya

Tutup

Politik

Megawati dan Jokowi Harus Baca Tulisan Ini!

2 April 2014   23:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:10 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

KESEMPATAN untuk BERUBAH, jika MEGAWATI melepas MANDAT bukan memberi MANDAT...!
-
memberi beda dengan melepas, memberi bisa jadi ada hutang bagi yang diberi. Hutang harus dibayar
Jokowi jika nanti terpilih jadi RI 1. Ada sedikit ketergantungan dan pamrih jika saja presiden Jokowi tau diri pada pemberi mandat. Mau tidak mau perhatian pada saat presiden Jokowi melaksanakan tugasnya akan risih juga jika "kurang sopan" pada pemberi mandat. Kecuali presiden Jokowi "berkhianat habis" artinya melawan habis2-an, jika ternyata presiden Jokowi ada dalam geng "pat-pat-gulipat".Revolusi Diri aja.

-

Megawati harus menjelaskan dalam suatu "deklarasi-pencerahan" yang isinya melepas mandat pada Jokowi untuk menjadi presiden atau RI 1 secara absolut. Dengan pengertian, begitu presiden Jokowi dilantik,maka Jokowi menjadi milik rakyat Indonesia. Dia tidak lagi tunduk pada partai PDIP. Artinya juga tidak lagi dalam "pelukan ibu". Bebas berbuat benar. Hanya jika "melenceng" pada tujuan mandat. Seperti pengalaman Pak De Harto pada Bung Karno. "Ibu" akan bertindak dan dengan kekuatan partai langsung mencopot-menyomot mandat.

-
Rakyat Indonesia sangat berharap pada perubahan yang menyeluruh dibangsa dan negara ini. Ditangan
presiden Jokowi harapan itu bisa terjadi. Karena rakyat percaya pada "laki2 jelek kerempeng" ini. -Laki2 kagak ada potongan presiden ini- Laki2 ini "hanya dipercaya" rakyat dengan kesederhanaannya yang beneran itu. Percaya pada laki2 "potongan pegawai tata usaha-ini" adalah kekuatan Jokowi.
-
Bisa aja Paloh teriak2 restorasi atau ARB mau merubah negeri. Atau Dahlan dan Wiranto juga ikutan
mereformasi bahkan merevolusi keadaan rakyat agar berubah jadi sejahtera, bebas melarat. Gimana bisa Boss, jika "ente" aja kagak bisa merubah diri sendiri...?...sandiwara "kampanye" ?
-
Jokowi tidak perlu berubah, dia memang sudah berubah lama. Bahkan dia sudah mengerti lama tentang tak bergunanya menumpuk kekayaan dan kekuasaan. Dia mengerti bahwa rakyat ini sudah harus berubah jadi lebih baik, jangan sampai ada lagi nanti yang hidup dipinggir kali...?
-
Kesempatan untuk berubah didepan bangsa ini. Jika salah memilih, jadinya "era-mubazir" ke 2 setelah SBY akan berlanjut. Dan tetep aja yang kaya jadi kaya, yang miskin permanen miskinnya.
-
Atau memang seharusnya kita pikirkan aja diri sendiri, keluarga sendiri, partai sendiri. Sampai ada "Revolusi Kesadaran" atau revolusi rakyat yang klise itu.

RB.
2.4.2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun