Mohon tunggu...
Raja Amin Hasibuan
Raja Amin Hasibuan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Warga Negara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perubahan Sosiologi Masyarakat di Desa Lopian

7 Mei 2013   08:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:59 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13678911581714314190

Desa Lopian saat ini termasuk dalam wilayah Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara. Apa yang ingin saya sampaikan prosesnya terjadi mulai pertengahan 90-an. Pada waktu itu Desa ini masih termasuk wilayah Kecamatan Lumut sebelum dimekarkan. Aku bisa menceritakan hal ini karena memang lahir dan besar di desa tersebut. Periode sebelumnya pekerjaan masyarakat desa ini umumnya adalah petani; baik itu petani sawah atau kebun. Desa ini termasuk dalam hamparan sawah yang cukup luas dari pinangsori, hutabalang dan lopian. Kebun umumnya adalah pengelola kebun rakyat dengan komoditas utama karet. Masyarakat bisa punya kebun sendiri yang tidak luas atau jadi buruh sadap. Di luar itu paling jadi buruh bangunan plus sedikit yang bekerja sebagai pegawai seperti jadi guru dan pns di kantoran. Namun perlahan masyarat desa tersebut sebagian berubah menjadi nelayan. Aku menduga-duga pertengahan 90-an itu (sekitar 1994-1996) adalah musim semi penangkapan ikan laut. Ini yang mungkin menyebabkan pada saat tersebut banyak nelayan dari daerah lain pindah ke wilayah ini. Yang dimaksud wilayah ini maksudnya bukan hanya Desa Lopian tapi secara umum daerah yang sekarang termasuk wilayah kecamatan Badiri. Yang laing menonjol waktu itu adalah apa yang disebut pengaruh orang Batu Bara. Mereka berasal dari daerah Tanjung Tiram dan daerah lain di wilayah Asahan dan Kabupaten Batu Bara sekarang. Mereka tinggal menyebar di kawasan tersebut, menyewa rumah orang-orang setempat dan banyak kemudian menikah dengan masyarakat setempat. Saya menduga keras mereka lah yang mengajak pemuda-pemuda di desa Lopian untuk mencoba ikut Melaut. Mengapa pemuda setempat mau? Aku menduga karena iming-iming musim semi penangkapan ikan yang disampaikan di atas, teman-teman Batu Bara ini suka necis dan berpakaian rapi. Menunjukkan bahwa usaha di laut itu cukup menjanjikan. Satu persatu teman segenerasiku ikut melaut. Yang baru lulus SD atau SMP. Bahkan Adikku sendiri pernah ikut selama beberapa tahun. AKu juga sempat punya keinginan ikutan sekali dua kali. Namun karena waktu itu sibuk sekolah dan seterusnya merantau ke Yogya, niat itu tidak kesampaian. Jadilah masyarakat setempat berubah secara sosiologis dari petani menjadi nelayan. Namun apakah dengan demikian kehidupan masyarakat setempat meningkat? Sulit juga menjawabnya. pertama seiring berakhirnya musim semi penangkapan ikan, banyak warga yang dulu melaut kembali berusaha di laut. Selain itu aku tidak memantau perkembangannya secara intens. Mungkin ini menjadi pertanyaan menarik bagi yang tertarik meneliti secara lebih ketat. Abdul Muis 7, 7 Mei 2013 [caption id="attachment_252580" align="alignleft" width="300" caption="Desa Lopian di Peta Sumatera Utara"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun