Mohon tunggu...
raja hrp
raja hrp Mohon Tunggu... -

semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Percaya kepada Politisi

25 Desember 2014   22:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:27 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Politisi tidak pernah percaya atas ucapannya sendiri. Mereka justru terkejut bila rakyat memercayainya.

– Charles de Gaulle

Charles de Gaulle adalah sang ideolog prancis, yang dikenal dengan Gaulisme. Lahir pada 22 November 1890 di Lille, Prancis dan meninggal 9 November 1970 dinegara yang sama. Presiden Prancis ke 18, adalah seorang militer yang kemudian akhirnya melibatkan diri pada kegiatan politik. Yang memiliki sifat pemberani dan tegas dalam berbicara, tidak pernah gentar terhadap pemimpin negara lain seperti negara bagian Amerika, USA dan Kanada, atau negara bagian Eropa lainnya. Bahkan sering menyinggung pemimpin negara lain demi memperjuangkan kemerdekaan bangsa lain. Misalnya Kanada ketika ia berkunjung ke Kanada, Juli 1967, De Gaulle menyerukan “Hidup Quebec merdeka!”tentu saja seruan itu menyingging para pemimpin Kanada. Semua orang tahu, Quebeq adalah negara bagian Kanada. Sekalipun rakyat wilayah itu berbahasa Perancis, pemerintah Ottawa tidak akan membiarkan pemisahan diri Quebeq dari Kanada.

Masih banyak pemimpin negara lain yang merasa bahwa Charles De Gaulle adalah pemimpin yang sulit diajak bicara, karena tipikal orangnya selalu berbicara tuntas atau blak-blakan tanpa basa-basi. Presiden AS Roosevelt misalnya, mengangap De Gaulle adalah pemimpin yang tidak sesuai dengan zamannya. Egonya terlalu besar dan sulit diajak berkerja sama. Namun seorang Joseph Stalin pemimpin soviet memandang berbeda terhadap pribadinya, ia  mengatakan kalau De Gaulle memang orang sederhana, tetapi bukan orang yang sulit.

Persepsinya terhadap partai politik

Kata-katanya yang masih tersisa dan menjadi pedoman bagi rakyat saat  ia lontarkan dan sangat mengejutkan warga dunia ialah bahwa "Politisi sesungguhnya tidak pernah percaya atas ucapannya sendiri. Mereka justru terkejut bila rakyat memercayainya". Sebuah refleksi dan renungan buat kita semua bahwa kata mutiaranya itu sungguh sangat relevan dengan kondisi pemimpin indonesia sekarang. Tak ada yang benar dari sekumpulan ide dan janji dari para pemimpin sekarang dengan ketika waktu kampanye sebelumnya. Rakyat hari ini mulai sadar dan sudah mulai merasa kegundahan dalam hatinya, jiwa seakan terasa tertusuk oleh sebuah benda yang sesungguhnya sangat menyiksa jiwanya.

Mengapa Demikian?

Para politisi sesungguhnya adalah rakyat biasa yang membutuhkan makan dan minum, istirahat, kebahagiaan dan kesenangan, kebebasan dan kenyamanan. Mereka bukanlah segerombolan para malaikat suci. Mereka adalah sekumpulan manusia biasa yang hidup seperti kita yang pasti luput dari dunia yang fana. Lantas apa yang seharusnya hendak dilakukan? Dalam demokrasi sesungguhnya yang pandai berbicara, pandai bersandiwara, pandai berdialektika akan menang dalam perebutan kekuasaan. Partai politik dalam sebuah sistem demokrasi sesungguhnya tidak bisa lepas dari zonanya yaitu partainya. Ketika ia berhasil menduduki sebuah jabatan kepala daerah atau presiden tentu pertama kali ia berbakti kepada golongannya bukan kepada selainnya. Jika sebaliknya yang terjadi ia akan dikudeta oleh semua golongan termasuk partai pengusungnya sendiri. Dan itu masih dalam lingkaran satu bidang yaitu eksekutif, belum lagi legislatif dan yudikatif. Apalagi legislatif, mereka harus taat dan patuh pada pemimpin partainya.

Politisi pasti ingkar janji

Demikianlah panggung sandiwara partai politik yang timbul dari dalam sebuah sistem demokrasi. Para politisi bekerja harus sesuai dengan koridor partainya, tidak boleh lari dari jalurnya. Taat pada asasnya. Setia pada pemimpinnya. Dan perlu di ingat, bahwa diantara sekian banyak partai politik serta sekian banyak politisi yang ada di Indonesia pasti ada yang terbaik walaupun hanya satu atau dua dari sekian politisi lainnya. Hanya satu langkah yang harus kita camkan dalam diri dan kita pegang selamannya untuk memilih partai politik kedepannya, bahwa partai politiknya tidak hanya bekerja pada saat menjelang pilkada, pemilu dan pilpres. Namun ia terus senantiasa berbuat kebaikan dari setiap peristiwa yang ada. Ada satu kata penutup dari Joseph Schumpeter, "Ketika politik mengajarkan bahwa tugas politikus sesungguhnya melaksanakan kehendak rakyat. Namun, yang terjadi mereka hanya mementingkan dirinya sendiri."

Mangaraja Halongonan Hrp, S.PdI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun