Mohon tunggu...
Raisya Nandita
Raisya Nandita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Gemuruh riuh

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Semilir Rindu"

23 Januari 2025   13:20 Diperbarui: 23 Januari 2025   13:20 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semilir angin menyapa lembut sukma  
Dedaunan menari, beriring harmoni senja Pikirku terbang, melayang bersama bayang-bayang semu  
Jika aku tahu ke mana angin membawa rindu  
Akan kutitipkan sunyi yang membisu  

Namun sayang, angin hanya saksi bisu  
Ia tak pernah membawa kabar untukku  
Tentangmu yang telah merampas seluruh ruang jiwaku  
Semakin kucari, semakin hilang jejakmu  
Semakin kutelusuri, semakin sirna langkahmu  

Kemanakah harus kutuju?  
Jika rumah arah pulang tak lagi kutemu  
Bagaimana ku temukan sosok sepertimu?  
Seseorang dengan tutur lembut yang menyentuh kalbu  
Dengan tatapan yang memeluk seluruh piluku  

Berapa lama lagi waktu harus bersahabat denganku?  
Agar rindu ini tak lagi menjadi beban semu  
Agar aku dapat menerima,  
Bahwa kehilangan adalah bagian dari cerita  
Namun meski jarak memisahkan kita  
Namamu tetap kuabadikan dalam bait-bait doa.

(TS)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun