Beberapa bulan lalu, pada tanggal 13 Juli 2023 Kota Padang diguyur hujan lebat dan menyebabkan banjir di banyak daerah di Kota Padang, salah satunya kelurahan Dadok Tunggul Hitam, tepatnya di Perumahan Pondok Indah. Banjir ini termasuk banjir terparah dan cukup lama. Ketinggian air mencapai leher orang dewasa dan beberapa orang terpaksa dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi. Air mulai memasuki rumah warga sekitar jam 2 dini hari dan mulai menyusut keesokan harinya sekitar sore hari. Warga sempat kaget dengan ketinggian air yang terus meningkat dalam waktu yang singkat sehingga tidak dapat menyelamatkan banyak barang. Akibatnya banyak barang elektronik yang rusak.
Diketahui bahwa kawasan ini merupakan salah satu daerah rawan banjir di Padang. Hal ini disebabkan karena tempatnya yang rendah dan dekat dengan aliran Sungai. Menurut penuturan warga setempat, banjir sudah menjadi persoalan tahunan. Setiap tahun akan terjadi banjir dan setiap 5 tahun sekali banjirnya cukup tinggi, seperti pada bulan Juli 2023 kemarin. Namun pada saat kejadian tersebut banyak warga yang tidak memprediksi tinggi air akan setinggi itu. Sehingga banyak yang stres, cemas dan panik selama mengevakuasi barang-barang. Tidak hanya kerugian materian, banjir ini juga menyebabkan kerugian non material, seperti fisik dan psikologis.
Dampak ini akan lebih parah terjadi pada lansia yang merupakan salah satu kelompok rentan dalam bencana. Penurunan stamina yang terjadi menyebabkan lansia membutuhkan orang lain saat evakuasi dan meredakan permasalahan psikologis akibat banjir. Hal ini ditunjukkan dari terdapatnya lansia yang stres saat banjir melanda sehingga mempengaruhi kesehatannya. Maka, untuk mencegah hal tersebut terjadi kembali, mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Andalas melakukan psikoedukasi terkait “Kesiapsiagaan Psikologis Pada Lansia yang berada di daerah Rawan Bencana Banjir” di Kawasan Blok D1 Perumahan Pondok Indah, Dadok Tunggul Hitam.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal Kamis, 4 Januari 2024 secara door to door (pintu ke pintu) sebanyak 3 rumah yang berada di daerah rawan (pinggiran muara). Selama psikoedukasi, kelompok menggunakan leaflet untuk menjelaskan materi. Materi tersebut berisi mengenai definisi bencana, definisi banjir bandang, definisi kesiapsiagaan psikologis, tujuan dan manfaat kesiapsiagaan psikologis, dampak negatif banjir terhadap psikologis, faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku kesiapsiagaan bencana, serta cara meningkatkan kesiapan psikologis dalam menghadapi bencana beserta referensi yang dicantumkan. Lansia juga diminta untuk bercerita mengenai pengalaman mereka saat dan pasca bencana banjir terjadi. Setelah psikoedukasi dilakukan, didapatkan bahwa lansia mengaku lebih memahami apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan sebelum dan saat terjadinya banjir.
Hal tersebut seperti kesiapan secara mental maupun mempersiapkan barang-barang penting dan obat-obatan dalam suatu tas yang bisa dibawa kapan saja saat terjadi bencana secara tiba-tiba seperti banjir. Selain itu, lansia juga memahami bagaimana cara meningkatkan kesiapan psikologis dalam menghadapi bencana banjir, mulai dari antisipasi, identifikasi, dan manajemen diri, baik secara fisik maupun psikologis. Selain melalui metode door to door, anggota Kelompok 4 Psikologi Bencana Kelas A juga membagikan selebaran leaflet kepada masyarakat di daerah Blok tersebut.
Penulis: Azzahra Cania Putri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H