Mohon tunggu...
Raisyah Antony Pasha
Raisyah Antony Pasha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka Membaca Buku dan Bertukar Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rasisme Kolonial terhadap Pribumi Dilihat dari Novel

7 Desember 2024   10:47 Diperbarui: 7 Desember 2024   11:48 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bagaimana novel "Student Hidjo" menggambarkan rasisme kolonial tersebut, dengan analisis berdasarkan teori Said. Melalui pendekatan ini, kita dapat memahami bagaimana sastra menjadi medium untuk melawan dominasi wacana kolonial dan memberikan suara kepada yang tersisihkan.

Melalui konflik internal tokoh Hidjo, novel ini menggambarkan dilema identitas pribumi dalam menghadapi modernitas Barat. Pergulatan ini mencerminkan dampak dominasi kolonial terhadap psikologi dan budaya masyarakat terjajah. 

Ketika mendengar kata-kata Walter itu, Sergeant Djepris naik darah. Dan dia berkata, "Orang Jawa kotor. Orang Jawa bodoh, orang Jawa malas, orang Jawa tidak beschaafd. Pendeknya, orang Jawa atau orang Hindia itu adalah bangsa paling busuk sendiri!"(hal 156). 

Atau misal, kita lihat seperti apa kita melihat konstruksi lain pribumi menurut Kolonial adalah orang yang malas. Jika kita kaitkan dengan kata malas, akan tampak manifestasi hewan kerbau.Bagaimana Kolonial melihat pribumi itu seperti kebau memang malas, lamban, namun entah kenapa masih dibutuhkan. Hal ini sejalan seperti halnya novel "Max Havelaar" karya Multatuli pada bab-bab terakhir yang menceritakan kisah Saidjah dan Adinda.

Dari novel itu, kita melihat hewan kerbau yang diibaratkan seperti halnya pribumi. Dalam kajian poskolonialisme, kita mampu melihat seperti apa pandangan kolonial terhadap koloninya ada hubungan superior dan inferior. Kita mampu melihat bagaimana kolonial yang melabeli inlander sebagai the others.

Melalui analisis poskolonialisme dengan perspektif Edward Said, "Student Hidjo" menunjukkan bagaimana rasisme kolonial Belanda membentuk wacana yang menindas pribumi.

Novel ini menjadi saksi sejarah sekaligus kritik sosial terhadap ketidakadilan kolonial. Dengan demikian, karya ini mengingatkan pentingnya menggugat narasi kolonial demi memahami warisan ketimpangan dalam masyarakat kita hari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun