Mohon tunggu...
Rais Tsaqif Yahya al Hakim
Rais Tsaqif Yahya al Hakim Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Balita yang Kecanduan Gadget

19 Juli 2024   12:49 Diperbarui: 19 Juli 2024   12:58 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan Balita yang Kecanduan Gadget

Rais dan Iyan Sofyan

(Mahasiswa PBI dan Dosen PG PAUD FKIP UAD)

Di era digital saat ini, kecanduan gadget di kalangan balita menjadi masalah serius yang memengaruhi perkembangan mereka. Banyak orang tua yang meskipun sadar akan dampak negatifnya, sering kali terjebak dalam situasi di mana gadget menjadi solusi instan untuk menenangkan anak. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2022, hampir separuh dari anak-anak usia dini di Indonesia akan memiliki akses ke telepon genggam (HP) dan gawai lainnya, serta internet. Di Indonesia, 33,44% anak-anak dalam kelompok usia dini menggunakan perangkat nirkabel seperti ponsel. Persentase anak usia dini yang dapat menggunakan internet adalah 24,96%. Ketika fitur-fitur pengelompokan usia dibagi lagi, ada perbedaan yang signifikan. Hanya 25,5% balita dan anak-anak usia 0-4 tahun yang menggunakan ponsel. Sebanyak 52,76% orang berusia 5 hingga 6 tahun.

Fenomena ini tidak hanya mengganggu interaksi sosial anak, tetapi juga berdampak pada perkembangan kognitif dan emosional mereka. Balita yang seharusnya menjalani masa emas perkembangan justru lebih banyak menghabiskan waktu dengan layar, mengabaikan pentingnya eksplorasi dunia nyata dan interaksi dengan lingkungan sekitar. Oleh karena itu perlu adanya pengawasan dan pembatasan penggunaan gadget oleh orang tua terhadap anak, karena penggunaan gadget secara terus menerus dan tidak terbatas dapat menyebabkan timbulnya efek negatif terhadap kecanduan gadget di usia dini.

Pembahasan mengenai pendidikan balita yang kecanduan gadget perlu dilakukan dengan pendekatan yang komprehensif. Pertama, penting untuk memahami faktor penyebab yang mendorong kecanduan ini. Dalam banyak kasus, kurangnya waktu berkualitas antara orang tua dan anak menjadi salah satu penyebab utama. Selain itu, akses mudah dan beragamnya konten di gadget membuat anak sulit untuk berhenti. Oleh karena itu, solusi yang ditawarkan harus melibatkan kolaborasi antara orang tua, pendidik, dan pemerintah. Orang tua perlu lebih aktif dalam mengatur waktu penggunaan gadget, dengan menetapkan batasan yang jelas dan menggantinya dengan aktivitas alternatif yang lebih konstruktif, seperti bermain di luar rumah, membaca buku, atau mengikuti kegiatan seni.

Di samping itu, pendidikan formal juga harus beradaptasi dengan kondisi ini. Sekolah dapat mengintegrasikan program edukasi yang mengajarkan anak tentang penggunaan teknologi yang sehat serta memberikan informasi mengenai dampak negatif dari kecanduan gadget. Misalnya, mengadakan workshop atau seminar untuk orang tua tentang cara mendidik anak di era digital dan pentingnya keterlibatan orang tua dalam perkembangan anak. Selain itu, pemerintah juga perlu berperan dengan mengeluarkan regulasi yang membatasi iklan dan konten yang tidak sesuai untuk anak-anak serta mendorong pengembangan aplikasi yang edukatif dan ramah anak.

Untuk mengatasi kecanduan gadget pada balita, langkah-langkah yang terstruktur dan konsisten sangat diperlukan. Pertama, batasi waktu layar dengan menetapkan batas harian seperti tidak lebih dari satu jam per hari dan buat jadwal teratur yang mencakup waktu bermain, belajar, dan waktu keluarga tanpa gadget. Selanjutnya, sediakan alternatif aktivitas seperti permainan fisik, kegiatan kreatif, dan membaca buku. Habiskan waktu berkualitas bersama anak dengan bermain, berbicara, atau melakukan aktivitas bersama serta menjadi contoh positif dengan membatasi penggunaan gadget orang tua. Gunakan teknologi dengan bijak dengan memilih aplikasi edukatif dan menggunakan fitur kontrol orang tua untuk mengawasi konten yang diakses.

Jika kecanduan sudah parah konsultasikan dengan psikolog anak atau ahli tumbuh kembang untuk mendapatkan saran dan terapi yang sesuai. Berikan pujian dan penghargaan saat anak berhasil mengurangi waktu penggunaan gadget dan terlibat dalam aktivitas lain. Sebagai contoh seorang balita bernama Budi yang berusia empat tahun sangat kecanduan gadget dan menghabiskan lebih dari empat jam sehari bermain game di tablet. Dengan membatasi waktu layar, menyediakan alternatif aktivitas, meningkatkan interaksi keluarga, dan menggunakan kontrol orang tua. Orang tua Budi berhasil mengurangi ketergantungan Budi pada gadget, mendukung perkembangan sosial dan fisiknya.

Kesimpulannya, kecanduan gadget di kalangan balita adalah tantangan yang harus ditangani secara serius oleh seluruh pihak. Kita semua, sebagai bagian dari masyarakat, memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak secara optimal. Mari kita tingkatkan kesadaran tentang pentingnya interaksi sosial, eksplorasi dunia nyata, dan kegiatan kreatif di luar gadget. Ayo, orang tua dan pendidik, mari bersama-sama berkomitmen untuk mendidik generasi muda dengan bijak dalam menggunakan teknologi. Dengan demikian, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih cerah dan seimbang bagi anak-anak kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun