Mohon tunggu...
Rais Syakur
Rais Syakur Mohon Tunggu... -

Mahasiswa PGSD UMS 2013 #lembaga pers mahasiswa figur FKIP UMS

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Masihkah Aku Berharap?

25 Januari 2015   05:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:25 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masihkan aku berharap
Sedangkan apa yang kupinta jauh dari lembah ini
Sedangkan kupu it uterus berterbangan diudara fatomorgana
Menari pekat dibayangan semu
Hanya berharap menanti kupu itu kuncup dijiwa
Tertawa sembari melambaikan tangannya
Berlari mengejar mimpi
Menari dilembah awan
Namun….
Masihkan aku berharap?
Saatmentari tak menampakan sinarnya
Saa tsemua bint ang jatuh bertataran
Apalah itu semua…
Sang kupu tak pernah menguncup
Sang kupu tak pernah tertawa
Hanya lorong kecil ia berikrar
Namun…
Apakah itu sebatas harapanku?
Aku rasa semua akan hilang
Aku rasa semua akan terkikis
Ya tuhan…
Biarkan hamba masih berharap
Biarkan hamba tetap sabar
Menanti indahnya persahabatan semu
Tuhan…
Aku masih ragu bisa berharap
Sedangkan kupu tak pernah memberikan arti
Diam membisu dipelipurduka
Walaupun aku tahu,dan memang aku berharap tahu
Kupu itu masih sempat menatap luka ini pelan
Melambung tinggi dihiliran debu
Dan membentang jauh dilubuk lara,..
Tuhan…
Selalu saja aku masih ragu berharap
Meskipun
pijakan kaki bercucuran darah keringat Terhimpis diujung matanya….
Saat kata berpijak dipelantaran lisan kita
Berbagi cerita menski kantuk menjelma
Berbagi mimpi menyongsong waktu
Ya tuhan….
Selalu saja aku masih ragu berharap.
Padahal aku yakin
Kupu itu juga berharab padaku
Saat waktu silam telah pekat digandengan persahabatan
Tertawa bersama menggapai satu arti
Merangkai kata untuk disenandungkan bersama
Ah…tuhan….
Biarkanlah aku tetap berharap meskipun lelah dalam penantian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun